Konsekuensi Akrab dengan Rekan Kerja di Masa Covid-19

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) menyatakan, belakangan ini penambahan kasus positif baru banyak terjadi di lingkungan kerja. 

Hal itu karena banyak masyarakat yang meremehkan protokol COVID-19 seperti melepas masker dan tidak menjaga jarak di kantornya karena sudah akrab dengan rekan kerja masing-masing.

"Penambahan kasus ini banyak terjadi di lingkungan kerja. Ada yang menganggap bahwa teman kerja yang sudah akrab maka menggunakan masker dianggap tidak perlu," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis, 16 Juli.

Padahal, kata Yuri, sekalipun berada di kantor dengan orang-orang yang sudah terbiasa bertemu, harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Karena, setiap orang di kantor berasal dari lingkungan yang berbeda dan memiliki risiko yang berbeda juga.

"Satu satunya tempat yang aman untuk kita adalah di rumah. Oleh karena itu, tetap gunakan masker sekalipun berada di luar rumah termasuk kantor," ucap dia.

Selain itu, lokasi makan siang para pekerja juga menjadi sumber penularan COVID-19. Di tempat makan siang ini, masyarakat kita seringkali lupa bahwa protokol kesehatan seperti menjaga jarak justru harus lebih ketat dilaksanakan. Sebab, pada saat itulah masker dilepas untuk makan. 

"Jaga jarak dan upayakan tidak ada pembicaraan sama sekali, selama kita masih makan bersama orang lain di tempat makan. Ini penting agar ini juga mengurangi risiko sebaran penyakit," ungkapnya

Yuri menyebut, di tempat makan adalah tempat berkumpulnya orang dari berbagai lokasi. Oleh karena itu, Yuri menyarankan agar para pekerja tidak berbicara selama makan dan segera tinggalkan tempat jika sudah selesai.

"Selama ini, di tempat makan itulah kita bisa bertemu dengan banyak orang ngobrol, bisa berkepanjangan dengan suasana yang saling dekat saling akrab. Namun, ada ketentuan yang disebut dengan adaptasi kebiasaan yang baru," tutur dia.

Kemudian, faktor lain yang menyebabkan tingginya konsentrasi penularan virus di tempat kerja adalah sirkulasi udara yang tidak berjalan dengan baik. Ruang kerja biasanya berada di tempat tertutup dan hanya memakai air conditioner (AC) sebagai penyejuk udara.

Pemakaian AC dalam ruangan tertutup tak membuat sirkulasi udara dari luar bisa bergantian masuk ke dalam dan dapat membuat tingkat konsentrasi penyebaran COVID-19 menjadi tinggi. Sebab, ketika ada seseorang yang terinfeksi COVID-19 bersin dan berbicara, mikrodroplet hanya akan bergerak di dalam ruangan saja.

Terlebih, kata Yuri, saat ini banyak orang yang terinfeksi COVID-19 namun mereka tidak dirawat karena masuk dalam kelompok konfirmasi positif tanpa gejala atau asimtomatis. Bahkan, sebagian dari mereka tak menyadari membawa virus tersebut.

"Ini dimaknai bisa menurunkan angka hunian rumah sakit hati karena tidak perlu dirawat dan juga akan berkontribusi terhadap penurunan kasus meninggal, namun ini juga menjadi kewaspadaan kita bahwa mereka harus melaksanakan isolasi dengan ketat. Kalau tidak, maka akan menjadi sumber penularan ditengah-tengah kita," jelas Yuri.