Akun Twitter Bill Gates sampai Barack Obama Diretas untuk Spamming Bitcoin
JAKARTA - Seorang peretas berhasil mengambil alih sejumlah akun Twitter milik beberapa tokoh teknologi seperti Bill Gates, Elon Musk dan Apple, bahkan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Akun-akun itu dibuat seolah-olah menyebarkan spam tweet terkait mata uang Bitcoin.
Dikutip dari BBC Internasional, Kamis 16 Juli, peretas itu juga mengambil alih akun selebriti dunia Kanye West, Kim Kardashian West, bahkan Warren Buffett, Jeff Bezos dan Mike Bloomberg. Dalam akun-akun yang diretas ini, para hacker memposting tweet yang meminta sumbangan melalui Bitcoin di akun mereka pada Rabu kemarin.
"Semua orang meminta saya untuk memberikan kembali, dan sekarang adalah waktunya. Dengan mengirim 1.000 dolar AS, saya mengirim Anda kembali 2.000 dolar AS. Saya berjanji untuk menggandakan semua pembayaran ke alamat Bitcoin selama 30 menit berikutnya," tweet peretas itu dalam akun Twitter Bill Gates.
Juru bicara Bill Gates langsung mengkonfirmasi tweet di dalam akun Gates, "Kami dapat mengonfirmasi bahwa tweet ini tidak dikirim oleh Bill Gates. Ini tampaknya menjadi bagian dari masalah yang lebih besar yang dihadapi Twitter. Twitter sadar dan berupaya memulihkan akun."
Menanggapi hal ini, CEO Twitter Jack Dorsey juga segera melakukan pengecekan internal terhadap sistem keamanan platform microbloggingnya itu. "Kami mendiagnosis dan akan membagikan segala yang kami bisa ketika kami memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang apa yang terjadi," imbuh Dorsey.
Menurut catatan blockchain yang tersedia untuk umum, dalam waktu yang singkat itu, tautan yang ditampilkan dalam tweet akun para tokoh tersebut telah menerima ratusan pemasukan dengan total lebih dari 100.000 dolar AS. Artinya, banyak pengguna Twitter yang tertipu dan tergiur akan hal ini.
Selang satu jam setelah serangan massal itu dimulai, Twitter langsung bergerak cepat untuk mengambil alih lagi akun yang diretas. Hal itu berhasil pada akun Twitter yang telah diverifikasi atau centang biru, sedangkan akun yang tidak diverifikasi masih bisa dikelabuhi peretas.
"Anda mungkin tidak dapat menge-Tweet atau mengatur ulang kata sandi Anda saat kami meninjau dan mengatasi kejadian ini. Beberapa fungsi akun lainnya (juga akan terbatas)," ujar akun Twitter Support.
Sekiranya, selang tiga jam setelah peretasan, Twitter mengkonfirmasi pada publik bahwa mereka telah mengembalikan akun yang sudah diretas kepada pemiliknya. Diketahui, insiden peretasan ini merupakan terbesar dalam sejarah Twitter. Peretasan tersebut bukan hanya menyangkut penipuan bitcoin, tetapi karena begitu banyak pemimpin dunia menggunakan Twitter.