Keluar dari Kemiskinan, Mensos Risma Dorong Mahasiswa Miliki Kemampuan Baca Masa Depan
JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini mendorong mahasiswa untuk bisa membaca masa depan sehingga mampu melakukan perubahan yang akhirnya dapat keluar dari berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan.
"Karena itu para civitas akademika kita harus bisa belajar membaca masa depan, kita tidak bisa gantungkan saat ini, seperti ini dan kemudian kita lakukan hal yang sama seperti kemarin. Kita akan menjadi orang yang rugi," kata Mensos Risma saat menjadi pembicara kunci dalam iDACON 5th International Da'wah Conference 2021 yang diikuti secara daring di Jakarta, Antara, Kamis, 23 September.
Sebagai kementerian yang salah satu tugasnya menangani masalah kemiskinan maka perlu analisa yang mendalam untuk penanganan kemiskinan. Dari analisa tersebut dibuat berbagai program, salah satunya Program Pejuang Muda.
Program yang dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Kementerian Agama untuk menyerap para mahasiswa dalam upaya percepatan pengentasan masalah sosial di Indonesia.
Baca juga:
- Siap-Siap Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19
- Menko Luhut: Cegah Gelombang Ketiga, Jaga Kasus Harian pada Level 3.000-an
- Klaster COVID-19 Sekolah di Jateng Bermunculan, Satgas Pastikan Evaluasi PTM Terus Dilakukan
- Klaster COVID-19 Sekolah Bermunculan di Jateng, Wagub Yakin PTM Jakarta Tak Timbulkan Klaster
Para mahasiswa semester lima akan dilatih dan diberi kesempatan mencari pengalaman di lapangan secara langsung lewat program yang fokus pada sosial entrepreneurship (kewirausahaan sosial) tersebut.
"Kami melatih para mahasiswa menjadi entrepreneur dengan menganalisa lingkungannya. Kami akan membimbing mereka selama satu semester dengan 20 SKS bekerja sama dengan Kemenag dan Kemendikbudristek," kata Risma.
Tujuan program tersebut, kata Risma untuk melatih sejak dini para mahasiswa berhadapan langsung dengan masyarakat, melatih mereka bagaimana bisa bertahan dalam kondisi apapun.
Ia mencontohkan, di masa pandemi saat ini, dimana berbagai aspek mengalami keterpurukan termasuk ekonomi, para mahasiswa dilatih untuk menganalisa bagaimana bangkit dari keterpurukan itu.
Dalam program itu, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, melalui kegiatan pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi solusi terbaik, perencanaan sumber daya dan capaian, pengerahan peran serta elemen masyarakat, implementasi dan pelaporan serta pengukuran dampak.
Selain itu mahasiswa akan diberikan dana untuk transportasi dan operasional serta diberi kesempatan untuk membuat proyek dan biaya untuk pertemuan.
Pendaftaran Program Pejuang Muda dibuka mulai 18 hingga 30 September 2021. Informasi mengenai program tersebut dapat dilihat melalui https://pejuangmuda.kemensos.go.id/.
"Saya yakin ini sangat menarik. Kuota awal kita untuk 5.140 mahasiswa saat ini sudah 1.580 mahasiswa yang mendaftar masih ada delapan hari lagi," ujar Risma.