Berkat Konglomerat Li Ka-shing, Merger Indosat dengan Tri Bikin Mereka Jadi Perusahaan Provider Telekomunikasi Terbesar Kedua di Indonesia
JAKARTA - Perusahaan milik konglomerat asal Hong Kong Li Ka-shing, CK Hutchison, berhasil menggabungkan unit telekomunikasi mereka di Indonesia dengan provider Indosat. Aksi ini bertujuan untuk pengembangan digital di pasar terbesar di Asia Tenggara.
Dilansir dari Forbes, dikutip Selasa 21 September, Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) bergabung dengan Indosat, yang merupakan afiliasi dari operator telekomunikasi Qatar Ooredoo Group, untuk membuat entitas bernama Indosat Ooredoo Hutchison. Total nilai transaksi sekitar 6 miliar dolar AS atau Rp85,8 triliun.
Indosat Ooredoo Hutchison akan menjadi perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, dengan pendapatan tahunan sekitar 3 miliar dolar AS atau Rp42,9 triliun. Kesepakatan itu diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini, tergantung pada persetujuan pemegang saham dan peraturan.
"Indosat Ooredoo Hutchison akan memiliki peran penting yang akan memungkinkannya untuk mendorong perluasan jaringan dan peningkatan yang akan mendukung agenda digital Pemerintah [Indonesia] dan menguntungkan pelanggan dan Indonesia secara keseluruhan," kata Co-Managing Director CK Hutchison Canning Fok.
"Penggabungan ini akan menciptakan perusahaan dengan kekuatan dan skala untuk mempercepat transformasi digital Indonesia dan meningkatkan kinerja jaringan dan pengalaman pelanggan di seluruh negeri," tambah Direktur Pelaksana Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo.
Merger tersebut sekaligus menyoroti upaya mengejar skala bisnis perusahaan di sektor telekomunikasi Indonesia. Fitch Ratings mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada bulan Mei, ketika CK Hutchison dan Indosat masih membahas merger, investasi 5G akan memberikan tantangan bagi perusahaan telekomunikasi.
"Akan menjadi tantangan bagi perusahaan telekomunikasi yang lebih kecil untuk menyerap biaya investasi 5G tanpa pengembalian investasi langsung," tulis laporan tersebut.
Kesepakatan itu diharapkan dapat mewujudkan nilai sinergi sebelum pajak hingga 400 juta dolar AS dalam tiga hingga lima tahun mendatang. Setelah transaksi ditutup, Indosat Ooredoo Hutchison akan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Baca juga:
- Indosat dan Tri Resmi Merger dengan Transaksi Senilai Rp85,5 Triliun
- Ada Konglomerat Hong Kong Li Ka-shing di Balik Merger Indosat dengan Tri, Pria Berharta Rp454 Triliun
- Cara Setting APN Indosat 3G dan 4G Tercepat, Tingkatkan Koneksi Internet Meski di Daerah Terpencil
- Jaringan 5G Sudah Bisa Dinikmati di Indonesia, Ini Cakupan Wilayahnya
Kepemilikan 65,6 persen saham Indosat Ooredoo Hutchison akan dimiliki oleh perusahaan induk yang sama-sama dimiliki oleh CK Hutchison dan Ooredoo, sedangkan pemerintah Indonesia akan memegang 9,6 persen dari saham perusahaan.
Merger ini adalah kesepakatan terbaru di bidang telekomunikasi oleh CK Hutchison. Pada bulan November, perusahaan mengumumkan bahwa mereka sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menjual bisnis menara nirkabelnya di Eropa ke Cellnex Telecom Spanyol seharga 10 miliar euro.
Selain telekomunikasi, bisnis CK Hutchison meliputi keuangan, infrastruktur, pelabuhan, dan ritel. Pada tahun 2018, Li Ka-shing pensiun sebagai ketua CK Hutchison dan pengembang properti CK Asset, tetapi tetap menjabat sebagai penasihat senior.
Li Ka-shing yang berusia 93 menempati peringkat pertama dalam Daftar Orang Kaya Hong Kong menurut Forbes Real Time Billionaires, per Selasa 21 September 2021, dengan kekayaan bersih 31,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp447 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS).