Cara-Cara Irjen Napoleon Bonaparte Menghajar Muhammad Kece
JAKARTA - Irjen Napoleon Bonaparte terlibat kasus dugaan penganiayaan di rutan Bareskrim. Dia memukuli Muhammad Kece hingga babak belur dan bahkan melumurinya dengan kotoran manusia.
Dalam rangkaian aksi tersebut, Bareskrim sudah mulai mengetahui bagaimana Napoleon Bonaparte bisa melakukan penganiayaan di dalam rutan.
Ganti Gembok
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, Napoleon Bonaparte mengganti gembok ke sel tahanan Muhammad Kece dengan tahanan lainnya. Cara itu dilakukan untuk bisa masuk ke dalam sel tahanan Muhammad Kece, tersangka kasus penistaan agama tersebut.
"Gembok standar untuk kamar sel korban diganti," kata Andi saat dihubungi, Senin, 20 September.
Gembok sel tahanan Muhammad Kece diganti dengan sel dari 'Ketua RT' di rutan Bareskrim. Dengan cara itu, Napoleon Bonaparte bisa masuk dengan mudah.
"Diganti dengan gembok milik 'Ketua RT' atas permintaan NB, makanya mereka bisa mengakses," ujar Andi.
Tapi tak dijelaskan secara rinci bagaimana proses penukaran gembok tersebut. Apalagi konteks 'Ketua RT' dalam rutan.
Diduga, 'Ketua RT' yang dimaksud yaitu tahanan yang bertanggung jawab atas tahanan lain.
"Ketua RT-nya napi juga inisial H alias C," kata Andi
Ajak Tahanan Lain
Selain itu, dari rangkaian hasil pemeriksaan sementara juga diketahui Napoleon Bonaparte mengajak beberapa tahanan lain.
"Memang yang paling dominan itu NB. Tapi sebelum terjadi pemukulan NB melibatkan napi (Tahanan, red) lain," ungkap Andi.
Tujuan melibatkan tahanan lain yaitu untuk menekan Muhammad Kece atau agar tidak melakukan perlawanan. Sehingga, Napoleon Bonaparte bisa melakukan hal-hal yang diinginkannya.
"Termasuk untuk menekan dan mempengaruhi lah secara psikologis," kata Andi.
"Sehingga NB saat melakukan penganiayaan, si kece tidak berani melawan," sambungnya.
Terlebih, kata Andi, Muhammad Kece merupakan tahanan baru jika dibandingkan dengan lainnya. Sehingga, tak berani melakukan perlawanan.
"Dia (M. Kece) kan orang baru di situ baru masuk. Dia engga kenal siapa-siapa di situ kan," kata Andi.
Baca juga:
- Tukar Gembok, Cara Irjen Napoleon Bonaparte Masuk Sel Hajar Muhammad Kece
- Propam Turun Tangan Periksa Petugas Rutan Soal Dugaan Irjen Napoleon Bawa-bawa Pangkat terkait Penganiayaan M Kece
- 12 Saksi Diperiksa Usut Penganiayaan M. Kece, Besok Giliran Irjen Napoleon Bonaparte
- Terungkap! Irjen Napoleon Bonaparte Ajak Tahanan Lain 'Sikat' Muhammad Kece
Diduga Manfaatkan Pangkat Jenderal Bintang 2
Tak hanya itu, ada cara lain yang diduga digunakan Napoleon Bonaparte dalam rangkaian aksi penganiayaan terhadap Muhammad Kece.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut ada dugaan jika Napoleon Bonaparte memanfaatkan pangkatnya untuk mengatasi pengawasan petugas rumah tahanan (rutan) saat melakukan aksi penganiayaan tersebut.
"Di sisi lain yang bersangkutan (Napoleon Bonaparte) juga masih sebagai atasan ini, dengan seorang bawahan yang sedang menjaga tahanan. Nanti kita pertanyakan ke sana," ucap Argo.
Untuk membuktikan dugaan ini, penyidik memeriksa empat petugas jaga rutan. Bahkan, tim dari Divisi Propam Polri pun turun tangan.
Selain itu, pemeriksaan terhadap para petugas itu juga untuk mendalami beberapa hal lainnya. Misalnya, awal mula penganiayaan hingga aksi Napoleon melumuri Muhammad Kece dengan kotoran manusia.
"Nanti di sana kita akan mengetahui seperti apa kejadiannya," kata Argo.
"Seperti sih apa kronologi nya seperti apa kita tunggu saja," sambungnya.
Sejauh ini, Napoleon Bonaparte masih merupakan anggota Polri aktif. Sebab, kasus suap penghapusan red notice dan DPO di Imigrasi itu belum memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah.
"Kan masih belum inkrah ya masih ada kasasi," tandas Argo.