Pemakaman Wali Kota Seoul Park Won-soon Tak Mengubur Tuduhan Pelecehan Seksualnya
JAKARTA - Teman, keluarga, dan rekan menghadiri pemakaman Park Won-soon, Wali Kota Seoul yang ditemukan tewas setelah dilaporkan menghilang. Park Won-soon adalah pejabat paling terkemuka di Korea Selatan (Korsel). Kematiannya meninggalkan warisan kompleks tentang tuduhan pelecehan seksual.
Melansir Reuters, Senin, 13 Juli, Park Won-soon ditemukan tewas pada Jumat, 10 Juli. Dia meninggalkan pesan ucapan terima kasih dan meminta maaf kepada semua orang. Polisi menyatakan tak ada tanda penganiayaan, meski menolak memberi informasi detail ihwal kematian Park Won-soon.
Proses pemakaman disiarkan oleh Pemerintah Kota Seoul di Balai Kota. Orang yang hadir langsung juga dibatasi hanya sekitar seratus orang, mencegah penularan COVID-19. Meski hujan lebat, warga berkumpul di dekat Balai Kota dan tempat jenazah dikremasi.
"Masa berkabung tidak menjadi pengecualian dalam menghadapi kasus tersebut. Sekarang saatnya untuk berduka," kata Paik Nak-chung, seorang kritikus sastra yang memimpin pemakaman.
Di depan Balai Kota, seorang pria menarik perhatian tentang tuduhan pelecehan seksual yang dikaitkan pada mendiang. Si pria melempar ejekan dan keluhan dari para pendukung. Aksinya ditayangkan media setempat.
Sebagai wali kota terlama di Seoul, sebuah kota berpenduduk hampir 10 juta orang sejak 2011, Park Won-soon berperan penting dalam penanganan COVID-19. Seorang advokat hak-hak perempuan dan kesetaraan gender bahkan sempat mengangkat nama Park Won-soon sebagai calon presiden potensial bagi kaum liberal dalam pemilihan 2022.
Sebelumnya, sebuah petisi telah diajukan ke Gedung Biru. Petisi itu mendesak acara penghormatan terakhir Park Won-soon dibatalkan karena tuduhan pelecehan seksual. Petisi tersebut ditandatangani oleh lebih dari 560 ribu orang. Tetapi, pada Minggu, 12 Juli, pihak berwenang menolak upaya kelompok aktivis untuk menghentikan acara tersebut.
Tuduhan pelecehan Park Won-soon
Kematian Park Won-soon terjadi beberapa hari setelah seorang perempuan yang merupakan mantan sekretaris Park Won-soon, mengajukan pengaduan. Pengaduan itu menyebut Park Won-soon telah melecehkannya secara seksual. Polisi didorong melakukan penyelidikan.
Seorang pengacara dan aktivis hak asasi manusia yang mendampingi mantan sekretaris itu mengatakan, Wali Kota 64 tahun berulang kali melakukan kontak fisik yang tidak diinginkan. Park Won-soon juga disebut kerap mengirim foto diri dalam balutan pakaian dalam dilengkapi pesan teks yang disebut mengerikan.
Baca juga:
"Tindakan pelecehan seksual yang kuat berlanjut selama empat tahun, bahkan setelah dia pindah ke posisi yang berbeda ... Ini adalah kasus yang memiliki korban dan tidak bisa ditutup-tutupi oleh kematiannya," kata Lee Mi-kyoung, salah satu aktivis pembela hak perempuan.
Lee Mi-kyoung juga mengatakan mantan sekretaris itu telah melaporkan kasusnya, tetapi diabaikan. Seorang juru bicara kota mengatakan laporan itu belum diverifikasi dan tidak ada penyelidikan yang direncanakan.