Sekda DKI Soal Formula E Digelar 2022: Kita Tidak Ada yang Pesimis
JAKARTA - Sekretaris Daerah DKI Marullah optimistis Jakarta mampu menyelenggarakan ajang balap Formula E di tahun 2022.
"Bagi kita tidak ada yang pesimis," kata Marullah saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 15 September.
Marullah mengatakan, penyelenggaraan Formula E sudah menjadi instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat Ingub Nomor 9 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022.
Dalam instruksi ini, terdapat 28 isu yang menjadi target capaian penyelesaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022. Salah satu isu yang masuk daftar adalah penyelenggaraan Formula E.
Karenanya, meski sedang berpolemik, gelaran Formula E tetap diupayakan.
"Prioritas Formula E sesuai dengan Ingub. Bagi saya itu sesuai dengan prosedurnya. Mudah-mudahan bisa dijalankan. Sekarang sedang dilakukan pembicaraan pembicaraan," ujar Marullah.
Saat ini, rencana Formula E tengah diperdebatkan di DPRD. Dua fraksi, yakni PDIP dan PSI mengajukan hak interpelasi untuk meminta kejelasan soal Formula E kepada Anies. Kedua fraksi ini menganggap Formula E akan menghambur-hamuburkan anggaran daerah yang tengah menipis akibat pandemi.
Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku pihaknya akan mencari sumber dana selain APBD untuk melunasi commitment fee Formula E selama 5 tahun, yakni berupa sponsor dari pihak swasta.
Saat ini, Pemprov DKI sudah menggelontorkan APBD hampir Rp1 triliun. Riniciannya, pembayaran commitment fee 2 termin yang dibayarkan tahun 2019 sebesar 20 juta pound sterling atau setara Rp360 miliar, termin 1 commitment fee pada 2020 sebesar 11 juta pound sterling atau setara Rp200 miliar, dan bank garansi sebesar 22 juta pound sterling atau Rp423 miliar.
Baca juga:
Sampai akhirnya, pembayaran commitment fee ditunda oleh Anies akibat adanya pandemi COVID-19. Namun, Anies masih harus membayar commitment fee Formula E pada termin 2 2020, sesi 2022/2023 26,6 juta pound sterling, dan sesi 2023/2024 29,2 juta pound sterling.
"Nanti program itu tidak hanya dibebankan ke APBD. Bahkan, nanti dibebankan oleh pihak swasta, oleh sponsor," ucap Riza.
Meski demikian, menganggap pembayaran commitment fee selama 5 tahun penyelenggaraan Formula E tak mesti dilunasi dalam waktu dekat. Bisa saja, kata Riza, commitment fee bisa terbayar oleh sponsor jika Formula E sudah digelar di tahun 2022.
"Lunasnya itu nanti dong, tahun-tahun berikutnya. Masak harus lunas tahun ini semua? Tidak ya," ujar dia.