Jelang Presidensi G20, Bos BI Perry Warjiyo Jelaskan Perbedaan Kondisi Negara Maju dan Berkembang
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa isu ekonomi akan menjadi bahasan penting dalam presidensi Indonesia di G20 pada 2022 mendatang. Menurut dia, terdapat dua kategori ekonomi negara-negara anggota G20, yakni maju dan berkembang.
Dalam penjelasannya, sejumlah negara maju sudah dalam fase pemulihan ekonomi. Hal tersebut kemudian berdampak pada pendekatan kebijakan moneter dan fiskal yang diambil.
“Sebagian mulai pulih dan sudah merencanakan untuk mengubah kebijakannya dan mengurangi stimulus fiskal maupun stimulus moneter dan termasuk sektor keuangan,” ujar dia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 14 September.
Perry menambahkan, hal berbeda terjadi pada anggota G20 yang masuk dalam kelompok emerging country, termasuk Indonesia.
“Sementara negara berkembang itu masih harus mendorong pemulihan ekonomi dan masih memerlukan stimulus moneter fiskal maupun sektor keuangan,” tuturnya.
Untuk itu, sebagai gubernur bank sentral Indonesia, Perry berencana menggalang kerjasama di antara negara-negara G20 untuk menguatkan sinergi dan memberikan manfaat tidak hanya kepada sesama anggota, tetapi juga secara global.
“Ini perlu kita lakukan untuk di G20 agar pemulihan ekonomi global bisa lebih seimbang dan tidak menimbulkan scary over atau dampak hambatan di negara-negara berkembang,” tegasnya.
Baca juga:
Salah satu yang menjadi perhatian bos BI itu adalah aksi pengetatan likuiditas oleh bank sentral AS yang berpotensi menimbulkan efek internasional.
“Langkah moneter sejumlah negara maju termasuk bank sentral Amerika untuk mengubah kebijakannya yang sering kita sebut The Fed tapering bisa memicu gejolak. Inilah pentingnya komunikasi dan koordinasi sehingga bisa mendukung pemulihan ekonomi bersama,” kata dia.
Sebagai informasi, G20 merupakan representasi 85 persen GDP global dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia saat ini. Dari Asia Tenggara, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang masuk dalam kelompok tersebut.
G20 sendiri terdiri dari Indonesia, Australia, Brazil, Kanada, China, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India. Lalu, Italia, Jepang, Mexico, Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.