Para Pengusaha Sumbang Bantuan untuk Warga Terdampak Pandemi Lewat Pemkot Surabaya

SURABAYA - Sejumlah pengusaha di Kota Surabaya, Jawa Timur ikut berpartisipasi membantu pemulihan ekonomi saat pandemi COVID-19.

"Beberapa pengusaha yang membantu penanganan COVID-19. Ada beras satu ton lebih, ada minuman herbal serta probiotik," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya M. Ikhsan saat menerima bantuan dari pengusaha di Balai Kota Surabaya dikutip Antara, Rabu, 8 September.

Bantuan itu terdiri dari 1.250 kilogram beras dari pengusaha PT Jaya Tirta Esa Abadi, 1.001 botol probiotik Pro EM-1 dari PT Agro Mitra Alimentari (PT AMA) dan 700 paket minuman herbal terdiri nutrijell dan anget sari dari PT Forisa Nusapersada.

Ikhsan mengatakan, selama ini probiotik memang digunakan pemkot untuk membantu penyembuhan pasien COVID-19. Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya bersyukur bantuan berupa probiotik kembali didonasikan oleh salah satu stakeholder melalui Surabaya Peduli.

"Probiotik kami pakai untuk membantu penyembuhan pasien COVID-19. Tadi juga bantuan berupa minuman herbal segala macam," ujarnya.

Dia juga memastikan distribusi bantuan ini bakal menyasar kepada warga yang membutuhkan, terutama terdampak pandemi COVID-19. Calon penerima bantuan itu sebelumnya telah terdata dari masing-masing kelurahan dan kecamatan.

Bahkan, lanjut dia, apabila warga yang membutuhkan bantuan dan belum terdata, bisa pula mengajukan sendiri melalui aplikasi Usul Bansos.

"Wali Kota Eri Cahyadi sudah membuat aplikasi. Melalui aplikasi itu, warga juga bisa mendaftarkan dirinya sendiri, tetangga atau saudara apabila belum mendapatkan dan membutuhkan bantuan sembako dari Pemkot Surabaya," katanya.

Sementara itu, Direktur PT Agro Mitra Alimentari (PT AMA) Apt. Ge Recta Geson menyampaikan, bahwa pihaknya mendonasikan 1001 botol Pro-Em1 dengan ukuran 473 mililiter. Bantuan probiotik senilai total Rp350 juta tersebut, ditujukan untuk membantu penyembuhan pasien COVID-19 di Surabaya.

"Harapannya ini bisa diberikan kepada pasien COVID-19 yang menjalani isoman. Seperti dirawat di isolasi terpadu maupun yang dirawat di rumah sakit. Satu botol harga ritelnya Rp350 ribu, kalau 1000 botol sekitar Rp350 juta," kata Ge Recta Geson.

Menurutnya, dalam penanganan pandemi, Pemkot Surabaya tidak bisa bekerja sendiri. Karenanya, dibutuhkan dukungan dari semua elemen termasuk seluruh stakeholder yang ada di Surabaya untuk menekan penyebaran COVID-19.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian butuh partisipasi dari masyarakat. Oleh karena itu, PT AMA tergerak untuk memberikan CSR dengan mendonasikan Pro EM-1 ini kepada Pemkot Surabaya seperti yang sudah kami lakukan juga ke Bangkalan, Kudus, dan Malang," katanya.