Profil Zhao Wei, Terkenal di Indonesia Sebagai Putri Huan Zhu dalam Drama China My Fair Princess
JAKARTA - Nama Vicky Zho atau Zhao Wei kembali populer di Indonesia setelah pemerintah China menghapus semua jejak digital atas karya film dan drama yang dibintanginya. Beberapa situs streaming online China juga menghapus namanya dari kredit title.
Ini bukan pekerjaan mudah sebenarnya, karena Zhao Wei adalah artis papan atas yang sudah memiliki filmografi sangat panjang. Karirnya mulai bersinar pada tahun 1998 ketika membintangi drama China, My Fair Lady.
Di Indonesia, drama ini juga sempat ditayangkandi Indonesia dan menjadi favorit pada tahun 2000-an. Peran Putri Huan Zhu membuat sosok Zhao Wei langsung dicintai warganet. Cantik, cerdik, dan menggemaskan, demikian karakter Sang Putri.
Aktris yang dikenal dengan nama Vicky Zhao ini terlahir dengan nama Zheng Shuang pada tanggal 12 Maret 1976. Dia lahir dan besar di Wuhu, daerah pegunungan yang berada di Provinsi Anhui di China bagian timur.
Di usianya yang ke-17 tahun, Vicky Zhao menjadi cameo dalam film ‘A Soul Haunted by Painting’ yang dibintangi oleh Gong Li yang waktu itu singgah ke kota kelahirannya. Vicky Zhao pun diminta untuk menjadi sebagai salah seorang cameo dalam film tersebut.
Tertarik untuk menekuni dunia seni peran lebih jauh, Vicky Zhao resign dari pekerjaannya sebagai guru TK dan segera merantau ke Shanghai untuk meneruskan pendidikan di akademi film.
Itu adalah keputusan yang tepat. Karena karir akting Zhao Wei semakin meroket. Hingga saat ini, dia telah membintangi 49 drama dan film yang membuatnya meraih 39 penghargaan.
Baca juga:
Sukses akting, Vicky Zhao lantas membuat menajemen artis. Ini yang membuat kekayaannya meroket. Menjadi artis saja, Vicky menerima bayaran tinggi. Ditambah ketika dia memutuskan menjadi manajer artis.
Tahun 2016, perusahaan milik Zhao dan suami, Tibet Longwei mengadakan tawaran takeover untuk saham 29 persen Zheijang Wanija. Mereka mengumumkan penawaran tapi ternyata tidak memiliki sumber finansial untuk melanjutkan proses tersebut.
Sementara Zhao Wei dituduh tidak patriotik karena mengundang aktor Taiwan untuk tampil sebagai karakter utama dalam sebuah film pada tahun 2016. Namun, casting telah dibatalkan.
Nampaknya kesuksesan ini menimbulkan ketimpangan sosial. Administrasi Ruang Siber China dalam sebuah pernyataan mengatakan pihak berwenang perlu meningkatkan tanggung jawab, misi, dan tindakan segera mereka untuk menjaga keamanan politik dan ideologis. Bahkan, Cyberspace Administration of China (CAC) mengeluarkan panduan untuk mengatur fanpage para selebriti di jagat online. Semua pihak juga dilarang meranking pesohor berdasarkan popularitasnya.
"Di bawah presiden Xi Jinping, partai Komunis China menjadi lebih terobsesi terhadap kontrol ideologi dan budaya. Pesona para bintang dan maraknya fandom dianggap sebagai sebuah bahaya, pengaruh buruk terutama bagi generasi muda China," dikutip dari CNN.
"Selama beberapa dekade, pertumbuhan ekonomi tinggi adalah pilar kunci legitimasi partai. Di saat ekonomi China melambat, Xi mendorong perlunya kemakmuran umum dan berjanji mendistribusikan kemakmuran, sehingga selebriti berpendapatan tinggi dan taipan teknologi jadi yang pertama menanggung beban," lanjutnya.