Kumpulkan Pimpinan Parpol di Istana, Jokowi Dianggap Ingin Redam Kritikan dari Koalisi

JAKARTA - Presiden Jokowi dikabarkan mengumpulkan para petinggi partai politik (parpol) koalisinya di Istana Negara hari ini. Melihat kondisi politik saat ini, ada tujuan yang bisa tergambar dari pertemuan tersebut.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai upaya Jokowi mengadakan pertemuan dengan petinggi parpol pendukung pemerintah itu lantaran ingin meredam kritikan yang datang dari koalisinya sendiri.

"Langkah Jokowi yang mengumpulkan petinggi parpol ini untuk mengonsolidasikan kembali kekuatan koalisi itu agar pemerintahan bisa berjalan dengan aman," kata Ujang kepada VOI, Rabu, 25 Agustus.

Beberapa waktu belakangan, sejumlah petinggi partai koalisi memang mengkritik kinerja pemerintah. Mulai dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, hingga petinggi PDI Perjuangan seperti Puan Maharani hingga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kritikan ini, kata Ujang merupakan cara partai menyelamatkan kepercayaan publik atas masing-masing partainya demi menjaga elektabilitas menuju Pemilu 2024.

Bagaimana pun juga, kontestasi politik merupakan pertarungan masing-masing partai. Setiap partai diyakini sudah memiliki calon presidennya masing-masing untuk maju di 2024. Begitu juga dengan Pileg 2024.

Sayangnya, saat ini kepercayaan publik terhadap kinerja Jokowi terus menurun. Banyak publik yang memandang Jokowi belum mampu menanggulangi pandemi COVID-19 hingga keterpurukan ekonomi masyarakat yang ditimbulkan.

"Partai koalisi saat ini dilematis. Kepercayaan publik terhadap kinerja jokowi menurun terutama penanganan pandemi. Ini tentu akan berimbas kepads parpol koalisi. Oleh karena itu, mereka berselancar mengkritik pemerintahannya sendiri demi elektoral partai," tutur Ujang.

Jokowi, menurut Ujang, merasa harus membendung kritikan tersebut untuk menyelamatkan pemerintahannya sampai masa jabatan habis di tahun 2024. Hal ini diwujudkan dengan mengumpulkan pimpinan partai koalisinya.

"Pada konsolidasi di Istana itu, Jokowi akan merekatkan kembali kekuatan partai koalisi. Sebab, kalau tidak dirangkul, kririk ini akan menjadi-jadi. Isu turun ke tengah jalan akan berkembang lebih besar. pemerintahan tidak kondusif, kepemimpinan Jokowi menjadi terancam," pungkasnya.

Sebagai informasi, pemeirntahan Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki dukungan mayoritas partai koalisi saat Pemilu 2019. Ada pun partai politik yang berkoalisi dengan pemerintah adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), PKPI, dan Partai Bulan Bintang (PBB), dan Hanura.