Sehelai Rambut Bisa Jadi Bahan Teknologi Layar OLED di Masa Depan
JAKARTA - Sehelai rambut biasanya terbuang begitu saja. Namun bagi peneliti dari Universitas Teknologi di Queensland, Australia, sehelai rambut bisa dimanfaatkan dan menjadi material baru bagi pengembangan layar elektronik.
Melansir dari Gizmodo, Rabu 23 Juni, temuan ini pertama kali diterbitkan dalam jurnal imliah Advanced Materials. Di mana para peneliti berhasil memecah serat karbon dari sehelai rambut menjadi material aktif untuk layar OLED.
"Ini pertama kalinya, membuat sehelai rambut dapat mentransmisikan cahaya dan sukses memancarkan warna bagi perangkat elektronik," kata Profesor Prashant Sonar yang menjadi bagian dari tim peneliti.
Dalam prosesnya, tim peneliti ini membakar limbah rambut pada suhu 240 derajat Celcius. Setelah dipanaskan, rambut yang terdiri dari protein (polimer asam amino) termasuk keratin, kemudian dipecah menjadi serat yang lebih tipis hingga menyisakan material karbon dan nitrogen.
Dua material yang berukuran sepertjuta milimeter itu kemudian disatukan pada lembaran serat polimer, yang biasanya dikenal sebagai karbon nanodots. Material karbon nanodots kemudian dikelompokkan untuk membentuk lapisan aktif, yang dapat memancarkan warna untuk perangkat organic light-emiting diode (OLED).
Menurut Profesor Prashant, rambut merupakan sumber alami dari material karbon dan nitrogen. Sehingga mengekstraksi rambut menjadi titik-titik karbon, bisa menjadi material alternatif dalam pengembangan teknologi.
"Sehelai rambut bisa menjadi sumber cahaya kecil dan material yang baik bila diperlukan. Ditambah material ini tidak beracun dan ramah lingkungan," ungkap Profesor Prashant.
Kendati bisa memancarkan cahaya, namun serat karbon dari rambut manusia tidak cukup baik untuk mentransmisikan warna. Para peneliti juga melakukan percobaan menggunakan bahan lain seperti rambut dan bulu hewan.
Meski begitu, hasil temuan ini bisa menjadi langkah baru dalam pengembangan teknologi, khususnya untuk perangkat layar OLED. "Temuan yang berharga dari limbah rambut yang bisa membuka peluang untuk perkembangan teknologi berkelanjutan."