Pemerintah Kota New York Turunkan Patung Mantan Presiden AS Theodore Roosevelt
JAKARTA - Pemerintah Kota New York, Amerika Serikat (AS) akhirnya menyetujui tuntutan pengunjuk rasa ‘Black Lives Matter’ (BLM) untuk menurunkan patung mantan Presiden AS, Theodore Roosevelt pada Senin, 22 Juni. Keputusan itu diambil oleh otoritas setempat, mengingat makin masifnya gerakan BLM yang berawal dari kematian kulit hitam, George Floyd di tangan polisi Minneapolis.
Seperti dilaporkan CNA, patung Roosevelt telah lama dikritik karena dalam karya seni tersebut tersirat makna merendahkan ras kulit hitam. Alhasil, dengan dipajangnya patung tersebut, empunya kebijakan tampak melanggengkan simbol rasis dan kolonialis diingatan warga AS.
Meski begitu, terkait kepastian kapan patung perunggu yang berada pada pintu masuk American Museum of Natural Histori (AMNH) selama 80 tahun, belum diketahui secara pasti. Namun, warga AS sudah tak sabar menanti diturunkannya patung Roosevelt yang berpose menunggang kuda dengan diapit oleh seorang kulit hitam, dan warga asli AS berjalan kaki.
Berdasarkan hal itu, pihak museum turut memberikan pengunguman bahwa mereka menyadari luapan amarah dari pengunjuk rasa BLM. "Kami juga telah menyaksikan perhatian dunia dan negara ini semakin beralih ke patung dan monumen sebagai simbol rasisme yang kuat dan menyakitkan."
"Kami memahami patung ini telah lama menjadi kontroversi karena komposisi menempatkan satu sosok di atas punggung kuda dan yang lainnya berjalan di samping, dan banyak dari kita berpandangan patung tersebut rasis," tertulis.
Berdasarkan rekomendasi pihak museum, otoritas Kota New York tak lama kemudian menyetujui permintaan museum untuk menurunkan patung. Walikota New York, Bill de Blasio memandang bahwa benar patung tersebut secara eksplisit mengandung artian rasis."Ini secara eksplisit menggambarkan orang kulit hitam dan penduduk asli sebagai penakluk dan secara ras lebih rendah.”
Baca juga:
"Kota mendukung permintaan museum. Ini adalah keputusan yang tepat dan waktu yang tepat untuk menurunkan patung bermasalah ini," tambahnya.
Akan tetapi, Presiden AS Donald Trump yang terang-terangan geram dengan aksi perusakan patung tokoh bersejarah menilai keputusan menurunkan patung sebagai sesuatu hal yang konyol. Hal itu diungkapnya lewat media sosial Twitter: Konyol, jangan lakukan itu!
Kritikan Trump cukup beralasan, mengingat sebelumnya orang nomor satu di Amerika tersebut menginstruksikan polisi untuk menangkap pengunjuk rasa yang menurunkan patung Jenderal Albert Pike di Washingron DC pada Jumat. Trump juga menilai pengunjuk rasa telah berprilaku buruk karena sedang mencoba merusak sejarah AS.