Pemimpin Taliban Abdul Ghani Baradar kembali ke Afghanistan Setelah 10 Tahun, 2.200 Diplomat dan Warga Sipil Dievakuasi

JAKARTA - Lebih dari 2.200 diplomat dan warga sipil lainnya telah dievakuasi dari Afghanistan dengan penerbangan militer, kata seorang pejabat keamanan Barat Rabu waktu setempat, ketika upaya-upaya semakin cepat untuk mengeluarkan orang-orang setelah Taliban merebut ibu kota, Kabul.

Taliban mengatakan mereka menginginkan perdamaian, tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam. Tetapi, ribuan warga Afghanistan, banyak di antaranya membantu pasukan asing pimpinan Amerika Serikat selama dua dekade, sangat ingin pergi.

"Kami melanjutkan dengan momentum yang sangat cepat, logistik tidak menunjukkan gangguan sampai sekarang dan kami telah dapat memindahkan sedikit lebih dari 2.200 staf diplomatik, staf keamanan asing dan warga Afghanistan yang bekerja untuk kedutaan," ujar pejabat tersebut mengutip Reuters Rabu 18 Agustus.

"Tidak jelas kapan penerbangan sipil akan dilanjutkan," sambungnya, merujuk pada terhentinya penerbangan sipil di Bandara Kabul yang digunakan untuk proses evakuasi.

Pejabat itu tidak memberikan rincian tentang berapa banyak warga Afghanistan di antara lebih dari 2.200 orang yang akan pergi. Juga tidak jelas, apakah penghitungan itu termasuk lebih dari 600 pria, wanita, dan anak-anak Afghanistan yang terbang pada Hari Minggu, berdesakan di pesawat kargo militer AS C-17 Globe Master.

Pasukan AS yang menjalankan bandara harus menghentikan penerbangan pada Hari Senin, setelah ribuan orang Afghanistan yang ketakutan membanjiri fasilitas itu untuk mencari penerbangan keluar. Penerbangan dilanjutkan pada Selasa karena situasi terkendali.

Mullah Abdul Ghani Baradar. (Twitter/@Sarkariberozgar)

Sementara itu, Taliban mengatakan salah satu pemimpin dan pendiri mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar, telah kembali ke Afghanistan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun. Seorang pejabat Taliban mengatakan, para pemimpin akan menunjukkan diri mereka kepada dunia, tidak seperti di masa lalu ketika mereka hidup secara rahasia.

"Perlahan, secara bertahap, dunia akan melihat semua pemimpin kami, tidak akan ada bayangan kerahasiaan," ujar pejabat senior Taliban kepada Reuters.

Saat Baradar kembali, seorang juru bicara Taliban mengadakan jumpa pers pertama gerakan itu sejak mereka kembali ke Kabul, menyebut mereka akan memberlakukan hukum mereka lebih lembut daripada selama masa kekuasaan mereka sebelumnya, antara 1996-2001.

"Kami tidak menginginkan musuh internal atau eksternal," Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, mengatakan kepada wartawan.

Taliban sukses memasuki ibu kota Kabul dan menduduki istana kepresidenan pada Minggu 15 Agustus, membuat Presiden Ashraf Ghani mengungsi dan negara-negara asing berupaya mengevakuasi diplomat, misi asing hingga warga sipilnya di Afghanistan.

Jauh dari perkiraan intelijen AS yang menyebut Taliban akan mengepung Kabul dalam waktu 30 hari, serta merebut kota tersebut dalam 90 hari, serangan beruntun yang dilancarkan Taliban membuat mereka jauh lebih cepat menguasai Afghanistan.