Target di Paralimpiade Tokyo: Dua Tercapai, Tinggal Medali Emas dan Naik Peringkat
JAKARTA - Sebanyak 23 atlet dari tujuh cabang olahraga telah resmi dikukuhkan sekaligus dilepas menuju Paralimpiade Tokyo 2020 oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali pada Sabtu, 14 Agustus, pagi WIB. Adakah target bagi mereka?
Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, Andi Herman, mengungkapkan bahwa kontingen Indonesia tidak hanya bertekad memperbaiki peringkat, tetapi mencanangkan untuk meraih medali yang lebih banyak dari sebelumnya.
"Kontingen Indonesia menargetkan 1 medali emas dan 1 perak dari cabang para badminton, 1 medali perunggu dari cabang olahraga power lifting, 1 perunggu dari cabang para table tenis, dan 1 perunggu dari cabor para atletik," ujar Andi dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu, 14 Agustus.
Sejak pemusatan latihan nasional, lanjutnya, sudah ditargetkan yang ingin dicapai dalam Paralympic Tokyo 2020. Yakni, pertama, meloloskan atlet sebanyak atlet 15 orang. Kedua, meloloskan 6 cabang olahraga. Ketiga, memperbaiki peringkat dari urutan 76 menjadi urutan 60. Keempat, meraih medali emas.
"Berkat kerja keras semua pihak 2 target telah terlampaui, yakni meloloskan atlet sebanyak 23 orang dari 15 target. Serta 7 cabor dari 6 cabang olahraga yang jadi target," bebernya.
Adapun 7 cabor yang akan diikuti para wakil Tanah Air adalah bulu tangkis, tenis meja, atletik, balap sepeda, renang, menembak, dan powerlifting. Atletik dan bulu tangkis menjadi cabor yang paling banyak mengirimkan wakil Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.
Setidaknya ada 7 atlet bulu tangkis dan atletik yang siap mengharumkan nama bangsa di pesta olahraga empat tahunan tersebut. Kemudian Indonesia mengirimkan 3 atlet di cabor tenis meja, 2 wakil di renang serta menembak, dan masing-masing 1 pada cabang balap sepeda dan powerlifting.
"Target selanjutnya adalah memperbaiki peringkat dan meraih medali emas," tegas Andi.
Andi juga menjelaskan, bahwa keikutsertaan Indonesia dalam paralympic games merupakan partisipasi yang kesebelas, sejak diadakan pertama kalinya sejak 1976. Indonesia selalu berpartisipasi mengirimkan atlet dalam setiap penyelenggaraan paralympic, kecuali Paralympic Games Barcelona 1992.
Baca juga:
- Arsenal Ditebas Brentford, Arteta Tetap Tak Tergugah di Lantai Transfer
- Fee Kontrak Messi di PSG Sebagian Berbentuk Mata Uang Kripto, Fan Token
- Artis Akuisisi Klub Bakal Bangkitkan Sepak Bola Nasional? Pengamat: Harus Belajar Cepat, Tantangan di Masa Pandemi Lebih Besar
- Dukung Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim, Gelandang Sampdoria Morten Thorsby Ganti Nomor Punggung
Pada Paralympic Games Tokyo 2020, kata Andi, persiapan kontingen Indonesia banyak menghadapi tantangan dimana para atlet dalam menjalani program pemusatan latihan nasional, harus menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi COVID-19.
"Atlet selain tatap muka langsung dengan pelatih, juga menjalani pelatihan secara virtual yang belum pernah dilakukan sebelumnya baik pelatih ataupun atlet," kata dia.
Beberapa kegiatan untuk persiapan Paralympic Tokyo, antara lain melaksanakan pemusatan nasional di Solo yang dilaksanakan sejak Oktober 2020 sampai Agustus 2021. Kedua, mengirim atlet untuk mengikuti event-event nasional sebagai upaya meningkatkan prestasi atlet juga dalam rangka mengumpulkan poin. Ketiga, melakukan uji coba atau try out ke luar negeri untuk menambah pengalaman atlet.
"Pada Paralympic Tokyo 2020, Kontingen Indonesia memberangkatkan 60 orang, atlet 23 orang, official dan pelatih 16 orng, delegasi dan CDM 6 orang, supporting 8 orang dan didukung staf KBRI di Tokyo 7 orang," demikian Andi.