Ada Apa dengan Penny Lane dan Perbudakan?

JAKARTA - Penny Lane, sebuah ruas jalan yang abadi dalam lagu legendaris The Beatles diganggu demonstran antirasisme di Liverpool, Inggris. Namun, sebaiknya para demonstran berhenti karena Penny Lane tak terkait dengan sejarah perbudakan.

Dilansir Rollingstone.com, Museum Perbudakan Internasional Liverpool telah memberi testimoni berisi kesimpulan bahwa Penny Lane tak terhubung dengan perdagangan budak, sebagaimana kabar beredar di kalangan demonstran.

Selain itu, seorang pemandu wisata lokal bernama Jackie Spencer juga mengungkap keraguannya soal kabar yang beredar. "Kami sudah meneliti. Itu (Penny Lane) tak ada hubungannya dengan perbudakan," katanya, ditulis BBC.

Diberitakan NME, pekan lalu, empat rambu jalan bertuliskan "Penny Lane" dicoret dengan cat semprot. Para pelaku menandai setiap rambu dengan tulisan "rasis."

Aksi itu merupakan respons publik Liverpool mendukung aksi "Black Lives Matter" yang meluas di seluruh dunia akibat kematian George Floyd. Pria kulit hitam itu mati di tangan polisi Minneapolis, Amerika Serikat (AS), Dereck Chauvin.

Beberapa orang meyakini Penny Lane diambil dari nama James Penny, tokoh perdagangan budak di akhir 1700-an. Sementara, Wali Kota Metro Liverpool menyatakan segera melakukan penelitian mengenai asal muasal nama Penny Lane.

Menurutnya, jika benar Penny Lane diambil dari nama James, ia akan mengambil langkah mengganti nama Penny Lane. "Jika itu sebagai konsekuensi langsung dari jalan yang disebut Penny Lane karena James Penny, maka itu perlu diselidiki ... Sesuatu perlu terjadi dan aku akan mengatakan tanda itu dan jalan itu mungkin dalam bahaya diganti namanya."

>