Erick Thohir Ingin Ekonomi Dunia Normal sebelum Tahun 2022
JAKARTA - Pagebluk COVID-19 yang dimulai sejak awal tahun terus menekan perekonomian global maupun nasional. Belum ditemukannya vaksin terhadap virus ini, memunculkan prediksi dari berbagai pihak. Salah satunya, pengusaha dunia yang meyakini ekonomi baru pulih di 2022.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, berdasarkan survei terhadap 500 pengusaha dunia yang dirinya baca, disebutkan bahwa perekonomian dunia akan kembali normal pada kuartal I tahun 2022. Namun, ia berharap, prediksi tersebut akan meleset alias tidak terjadi.
"52 persen memprediksi seperti itu. Walaupun 40 persennya bilang lebih cepat. Mudah-mudahan yang prediksi 52 persen salah. Saya tetap optimis walaupun ke depannya seperti ini tapi kita akan lebih sehat dan dividen akan kembali nomal," katanya, dalam diskusi virtual bertajuk 'BUMN Berjuang di Tengah Pandemi COVID-19', Kamis, 18 Juni.
Jika hasil survei tersebut benar, kata Erick, berarti diperlukan waktu dua tahun untuk pemulihan terhadap bisnis BUMN. Apalagi diketahui bahwa 90 persen perusahaan pelat merah terdampak COVID-19 dan hanya 10 persen yang tidak.
"Berarti recovery yang kami lakukan di Kemen BUMN dan (perusahaan) BUMN butuh waktu dua tahun untuk mulai kembali ke titik normal," tuturnya.
Dukung Keputusan Jokowi
Erick menilai, bahwa keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak melakukan lockdown atau karantina wilayah saat ini merupakan pilihan yang tepat, lagi-lagi hal ini jika merujuk pada hasil survei tersebut.
"Keputusan Bapak Presiden untuk tidak lockdown itu keputusan yang tepat karena kesehatan dan ekonomi ini nempal sekarang, jadi tidak bisa dipisahkan," jelasnya.
Krisis yang terjadi karena adanya pagebluk COVID-19, kata Erick, sangat berbeda dari krisis yang pernah dialami Indonesia sebelumnya. Sebab, virus ini sangat kompleks. Karena menyerang mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi secara bersamaan.
Baca juga:
"Karena itu masyarakat dan kami di BUMN harus adaptasi dengan kehidupan yang baru. Tidak bisa seperti zaman dulu," tuturnya.
Erick mengungkap, 75 persen CEO perusahaan besar di dunia menyebut COVID-19 telah memaksa masyarakat untuk go digital. Dengan beradaptasi dalam keadaan saat ini, ekonomi diharapkan segera membaik meski tidak secara utuh.
"Ekonomi terus kita coba jalankan. Kalau bisa balik 50 persen sudah baik, alhamdulillah," terangnya.