Rupiah Mencoba Kembali ke Rp13.000-an, Pagi Ini Dibuka Menguat

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Senin 15 Juni. Rupiah dibuka menguat 74 poin ke level Rp14.059 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah akhirnya tertekan hari Jumat kemarin setelah menguat selama 4 hari.

"Kelihatannya pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko gelombang kedua penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain," ujar Ariston kepada VOI.

Risiko gelombang kedua itu, kata dia, mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran ekonomi akan dibatasi kembali.

"Pasar juga merespons negatif pernyataan Bank Sentral AS pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi. The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022," jelasnya.

Hari ini, kata Ariston, sentimen negatif di atas bisa berlanjut. Rupiah bisa melemah lagi terhadap dolar AS.

Selain itu, lanjut Aristin, neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan banyak analis akan mengalami sedikit surplus. Tapi di sisi lain, pasar juga melihat akan ada penurunan aktivitas ekspor dan impor di bulan Mei yang cukup dalam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu karena wabah COVID-19.

"Jadi mungkin surplus yang kecil ini tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena data perdagangan juga menunjukkan penurunan aktivitas. Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp14.050-14.300 per dolar AS," tuturnya.

Pagi ini, mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS. Won Korea Selatan memimpin pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS dengan pelemahan 0,37 persen, disusul ringgit Malaysia melemah 0,32 persen, peso Filipina yang melemah 0,18 persen.

Kemudian, dolar Singapura melemah 0,15 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, yuan China melemah 0,08 persen dan rupee India melemah 0,08 persen terhadap dolar AS.