Chandra Asri Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Raih Investasi hingga 1,7 Miliar Dolar AS dari Thaioil
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) dikabarkan telah menandatangani perjanjian definitif dengan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) terkait komitmen penambahan modal melalui penawaran umum terbatas atau rights issue hingga mencapai nilai 1,7 miliar dolar AS.
Rencananya, investasi di CAP akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi ini.
Untuk diketahui, pemegang saham utama emiten bersandi TPIA ini, PT Barito Pacific Tbk, dan SCG Chemicals Co Ltd (SCG Chemicals), mendukung penuh aksi korporasi ini untuk menyuntikkan ekuitas ke CAP. Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua milik perseroan.
Presiden Direktur sekaligus CEO Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan aksi korporasi ini akan secara signifikan meningkatkan rencana pengembangan usaha perseroan seiring percepatan pengambilan FID pada 2022 mendatang.
“Ini adalah bagian dari strategi inti kami untuk memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia, mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam negeri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 30 Juli.
Erwin menambahkan, apa yang dilakukan oleh perusahaannya sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan kemandirian dan substitusi impor.
“Kami senang memiliki Thaioil, kilang terbesar di Thailand sebagai mitra pertumbuhan kami, yang meningkatkan keamanan pasokan bahan baku dan memperkuat posisi perusahaan sebagai korporasi petrokimia terkemuka di Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Barito Pacific Tbk Agus Salim Pangestu mengungkapkan mengungkapkan bahwa Thaioil merupakan salah satu investor fundamental di Chandra Asri.
“Melalui pengembangan fasilitas produksi, kami berharap dapat memberi nilai berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia serta menciptakan peluang bisnis yang lebih besar lagi di masa mendatang,” katanya.
Senada, Chief Executive Officer Thaioil Wirat Uanarumit menyebut jika kerja sama yang terjalin adalah langkah strategis untuk memperluas rantai nilai kami ke dalam bisnis petrokimia.
“Saya senang bahwa kami dapat merampungkan proses kemitraan ini dan membantu CAP dalam tahap pertumbuhan berikutnya,” ucap dia.
Menurut Wirat, pihaknya akan memasok nafta untuk CAP dari clean fuel project (CFP) senilai 4,8 miliar dolar AS yang dijadwalkan selesai pada 2023. Melalui upaya tersebut keamanan bahan baku produksi CAP akan semakin terjamin.
“Saya yakin kemitraan ini akan berhasil dan saling menguntungkan baik bagi CAP maupun Thaioil dalam mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan menguntungkan di masa depan,” imbuhnya.
Baca juga:
Sementara itu, Presiden SCG Chemicals Tanawong Areeratchakul menilai sinergi yang telah terjalin selama satu dekade dengan CAP menunjukkan komitmen perusahaannya terhadap pertumbuhan Indonesia.
“Investasi kami di menegaskan kembali komitmen untuk kemakmuran jangka panjang Indonesia,” tegasnya.
Sebagai informasi, total perkiraan investasi Thaioil di perusahaan milik pengusaha senior Prajogo Pangestu ini akan mencapai 15 persen dari kepemilikan saham di CAP setelah right issue.
Disusul kemudian, SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57 persen dari kepemilikan saham di CAP, yang sebesar 1,3 miliar miliar dolar AS.
Untuk diketahui, transaksi ini masih mensyaratkan persetujuan dari OJK yang selesai selambat-lambatnya 30 September 2021. Diklaim bahwa ini akan menjadi salah satu right issue terbesar yang pernah dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia CAP kedua atau CAP2 diproyeksikan bakal menelan anggaran 5 miliar dolar AS. Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu 4 sampai 5 tahun dengan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut.
Kemudian, CAP2 disebut bisa menggandakan kapasitas produksi perseroan dari saat ini 4,2 juta ton pertahun menjadi lebih dari 8 juta ton pertahun.