Polda Jatim Terjunkan Tim Siber Ungkap Penipuan Plasma Konvalesen di PMI Jatim
SURABAYA - Polda Jawa Timur menerjunkan tim siber untuk menangkap pelaku penipuan plasma konvalesen di Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim. Informasi adanya penipuan itu diperoleh polisi dari PMI Jatim.
"Kami kerahkan Tim Siber untuk melakukan patroli di media sosial (medsos), untuk memburu pelaku penipuan plasma konvalesen," kata Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, Kombes Farman, dikonfirmasi, Kamis, 29 Juli.
Farman menjelaskan, PMI Jatim menyebut ada para penipu plasma konvalesen, menipu korban melalui medsos. Para pelaku menjanjikan akan memberikan darah konvalesen kepada pemesan, dengan cara menebus uang dengan cara transfer.
"Jadi, bagi korban yang mau mendapat plasma konvalesen, harus membayar dengan cara transfer ke rekening pelaku," katanya.
Supaya lebih mudah mengungkap kasus ini, perwira dengan tiga melati emas ini mengajak masyarakat yang menjadi korban segera melaporkan ke polisi. Farman berpesan kepada masyarakat, agar tak mudah percaya jika ada pihak yang membantu mendonorkan plasma konvalesen, namun meminta tebusan uang dengan jumlah fantastis.
"Masyarakat harus hati-hati jika ada pendonor yang meminta sejumlah uang, dan laporkan jika menemui modus penipuan ini," kata Farman.
Baca juga:
Sementara itu, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim, Edi Purwinarto, menyampaikan mendapat informasi terkait penyalahgunaan plasma konvalesen dari masyarakat. "Terakhir ini ada informasi ternyata menjadi ajang bisnis, inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan, ada penipuan sudah ditransfer terus kemudian pendonor tidak ada," ujarnya.
Terkait plasma konvalesen yang dipakai ajang bisnis, Edi mengaku telah membuktikannya. Ia sendiri baru-baru ini menerima pesan singkat melalui WhatsApp (WA) berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen. Harga yang dipatok terbilang sangat fantastis.
"Saya juga membaca ada tawaran Rp20 juta per kantong PK (plasma konvalesen), ditawari brosur," katanya.