14 Karyawan Transjakarta Meninggal karena COVID-19, KSPI: Bukan Soal Jumlah, Ini Masalah Nyawa

JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengakui adanya kekeliruan mengenai jumlah karyawan PT Tranportasi Jakarta (Transjakarta) yang meninggal akibat COVID-19. Namun, menurut dia, berapapun jumlah yang meninggal itu adalah nyawa warga negara Indonesia.

Sebelumnya KSPI menyebut ada 20 karyawan Transjakarta yang meninggal karena terpapar COVID-19. Namun bos Transjakarta menyebut hanya 14 karyawannya yang meninggal akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 itu.

"Satu orang meninggal saja, satu nyawa warga negara Republik Indonesia, Anda tanggung jawab. Karena anda adalah pimpinan tertinggi di perusahaan itu. Saya tidak mau berdebat di angka-angka," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 28 Juli.

Menurut Iqbal, seharusnya pimpinan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI itu mengumumkan masalah ini sejak awal. Ia menyayangkan sikap petinggi Transjakarta yang baru bereaksi setelah KSPI mengungkap persoalan ini ke publik.

"Jangan lebay, jangan panik. Kalau Anda baik, umumkan dari awal, ini kan karena KSPI bereaksi, baru Anda bereaksi, jumpa pers main di angka-angka orang meninggal," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony mengklarifikasi informasi yang menyebutkan sebanyak 20 karyawan TransJakarta meninggal dunia usai terpapar COVID-19.

Jhony mengatakan berdasarkan data hingga Senin, 27 Juni karyawan TransJakarta yang meninggal dunia sebanyak 14 orang.

Ia juga mengatakan berdasarkan data terkini, akumulasi kasus positif di lingkungan TransJakarta mencapai 625 orang yang tersebar di beberapa divisi. Saat ini, kata dia, kasus aktif ada 201 orang. Ratusan orang yang masih terpapar itu, kini menjalani isolasi mandiri di rumah, di rumah sakit hingga di beberapa hotel isolasi.