Wali Kota Surabaya Salurkan 6 Ribu Paket Beras untuk Warga Terdampak COVID-19

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya menyalurkan bantuan 6.000 paket beras bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) kepada warga yang terkena dampak pandemi COVID-19.

"Insyaallah semuanya nanti akan dibagikan oleh camat, ketua RT dan LPMK," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang secara simbolis menyalurkan bantuan kepada warga di wilayah Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, dikutip Antara, Rabu, 28 Juli.

Eri Cahyadi mengatakan bantuan itu mulai disalurkan melalui camat yang kemudian diserahkan ke ketua RT dan ketua lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK) untuk dibagikan ke warga yang terdampak di masing-masing wilayah.

Dia menjelaskan, bantuan 6.000 paket beras yang masing-masing paket beisi beras 5 kilogram dan masker itu diberikan bagi warga terdampak yang belum menerima bantuan sosial (bansos) dari Kemensos, baik bantuan berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)/Program Sembako, dan Bantuan Sosial Tunai (BST).

"Kami bagikan beras selagi ada beras. Tapi ini tidak untuk mereka yang sudah menerima bantuan dari Kemensos kemarin. Karena tidak boleh dobel," sambung Wali Kota Surabaya.

Eri Cahyadi memastikan, bantuan yang diterima Pemkot Surabaya merupakan hak dari warga Surabaya. Oleh sebab itu, pemkot akan terus menyalurkan bantuan dari donatur yang memiliki rezeki berlebih kepada warga yang membutuhkan.

"Kami dititipi oleh warga yang berlebihan rezekinya, kami bagikan kembali untuk warga yang membutuhkan," ujarnya.

Menurutnya, Pemkot Surabaya akan mendata warga mana saja yang masih belum menerima bantuan dari pemerintah. Sehingga warga tersebut dapat segera menerima bantuan. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari pemberian bantuan kepada warga yang sebelumnya sudah menerima bantuan.

Sembari memberikan bantuan kepada warga dan pedagang kaki lima (PKL) di wilayah Kelurahan Airlangga, Eri Cahyadi mengingatkan warga untuk terus menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Menurutnya, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, maka penularan COVID-19 di Kota Pahlawan dapat dicegah. Sehingga, diharapkan roda perekonomian di Kota Surabaya dapat bergerak kembali.