Polisi AS Diserang Laporan Pelanggaran Kewenangan: Aksi Rasis pada Remaja hingga Memborgol Anak 8 Tahun

JAKARTA - Meledaknya aksi 'Black Lives Matter' membuka kasus-kasus lain yang melibatkan kesewenangan polisi, terutama pada orang-orang berkulit hitam. Bahkan, beberapa kasus melibatkan anak-anak.

Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dilaporkan diborgol karena membawa tongkat. Selain itu, ada aduan soal anak laki-laki kulit hitam sebelas tahun yang digeledah isi tasnya setelah berjabat tangan. Ada juga seorang anak laki-laki kulit hitam berusia 17 tahun didorong karena ransel yang dibawanya.

Dilansir CNN, Selasa, 9 Juni, kasus-kasus tersebut hanya beberapa dari kasus yang ada baru-baru ini tentang pelanggaran yang dilakukan oleh petugas Departemen Kepolisian New York (NYPD), menurut laporan oleh Dewan Peninjauan Pengaduan Sipil (CCRB). Laporan CCRB yang dirilis Senin memeriksa 112 keluhan yang diselidiki sepenuhnya yang melibatkan pemuda di New York antara Januari 2018 dan Juni 2019. 

Secara keseluruhan, mereka menggambarkan hubungan yang tidak baik antara polisi dan kaum muda kulit hitam. Adanya hubungan buruk tersebut menggambarkan satu alasan mengapa orang memprotes rasisme sistemik dalam kepolisian saat ini.

"Sayangnya, setelah bertahun-tahun menyaksikan berita tentang pelanggaran yang dilakukan polisi dan mungkin mengalaminya sendiri, bahkan anak muda di antara kita memiliki kesadaran tentang ketegangan yang terlalu sering terjadi antara polisi dan warga sipil," kata Ketua CCRB Fred Davie dalam sebuah pernyataan.

"Ketika para pemuda New York memimpin dalam seruan perubahan di kota kami setelah kematian George Floyd, Breonna Taylor, dan banyak lainnya, sudah waktunya bagi NYPD untuk mempertimbangkan kembali bagaimana para petugas mengawasi anak-anak muda kita, menangani perbedaan dalam penegakan hukum, dan berkomitmen untuk disiplin cepat ketika petugas terlibat dalam pelanggaran," tambah Davie. 

Menurut laporan CCRB, dari 112 pengaduan yang diselidiki yang melibatkan kaum muda; 

1. Sebanyak 29% terbukti, yang berarti kejahatan benar-benar terjadi berdasarkan pada banyaknya bukti. 

2. Sebanyak 42% tidak berdasar yang berarti tidak ada cukup bukti untuk menentukan apakah kesalahan terjadi atau tidak.

3. Sebanyak 13% dibebaskan dari hukuman, berarti tindakan itu terjadi tetapi buktinya masih kurang. 

4. Sebanyak 10% tidak berdasar, artinya dugaan kejahatan ternyata tidak terjadi.

Ilustrasi foto polisi dan massa aksi damai (Rogerio/Unsplash)

Laporan ini juga menawarkan beberapa rekomendasi kepada NYPD untuk memasukkan usia dan ras dalam penggunaan kekuatan bersenjata (use of force). Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kepolisian New York mencatat bahwa pada Januari, ia meluncurkan strategi untuk mencegah dan menangani kejahatan oleh pemuda.

"Komisaris prioritas utama (Dermot) Shea telah menetapkan NYPD untuk menata kembali, melakukan yang bisa kami lakukan untuk melindungi dan melayani anak-anak di New York," kata juru bicara NYPD Mary Frances O'Donnell. 

"Setelah ditinjau dengan cermat, kami menerima setiap rekomendasi CCRB yang bijaksana dan konstruktif. Beberapa di antaranya sudah dalam proses implementasi dan semuanya akan memperkuat Strategi Pemuda kami yang baru," tambah O'Donnell.

Kasus yang tengah diselidiki CCRB

Pada Maret 2018, sekelompok anak laki-laki kulit hitam dan Hispanik berusia 8 hingga 14 berjalan pulang, berbicara dan tertawa. Beberapa dari mereka bermain dengan tongkat yang diambil dari tanah. 

Sementara, di trotoar, beberapa mobil polisi mendekat. Para petugas keluar dari mobil mereka, satu dengan pistolnya, dan menyuruh anak-anak itu untuk bersandar ke dinding. Mereka menurut dan semuanya digeledah oleh para petugas polisi dan tidak ada senjata yang ditemukan.

Secara keseluruhan, delapan hingga 10 mobil polisi dan 10 hingga 16 petugas menanggapi kejadian itu. Letnan di tempat kejadian memutuskan untuk membawa anak berusia 8 tahun dan 14 tahun ke kantor polisi dan memprosesnya dengan tuduhan kelakuan yang tidak baik setelah petugas melaporkan melihat anak-anak berlari dengan tongkat.

Kedua anak lelaki itu dipindahkan ke sana sambil diborgol dan menangis. Dua petugas mengatakan mereka menghentikan kelompok itu karena mendapatkan laporan bahwa sekelompok pria Hispanik berusia 20-an membawa  parang dan tongkat mengejar dan melawan banyak warga, kata laporan itu. Namun, petugas memberikan pernyataan yang tidak konsisten tentang apa yang dilakukan anak-anak sebelum mereka dihentikan, termasuk apakah mereka membawa sesuatu.

Kasus lainnya adalah seorang anak laki-laki kulit hitam berusia 11 tahun yang berjalan untuk menemui ibunya. Ketika di jalan, ia bertemu dengan sekelompok pria dewasa yang ia kenal. Ketika bocah itu menyapa salah seorang pria dengan tos tangan, petugas berpakaian sipil Anti-Kejahatan keluar dari kendaraan mereka dan mendekati kelompok itu. 

Para pria dewasa berpencar. Seorang petugas mendekati bocah itu dan menanyakan usianya, dan kemudian mulai menahan tubuh bagian atas dan pinggang serta menggeledah tasnya. Seorang pengamat mengatakan kepada petugas itu bahwa ia seharusnya tidak menahan seseorang di bawah 13, tetapi seorang petugas menjawab bahwa obat-obatan dapat diberikan kepada anak-anak yang lebih muda. Para petugas kemudian kembali ke kendaraan mereka dan pergi, kata laporan itu.

source:

source foto: Unsplash by Koshu Kunii