Pembukaan Olimpiade 2020, dari Lagu Imagine sampai Salut untuk Petugas Medis
JAKARTA - Pada upacara pembukaan Olimpiade yang diselimuti pandemi COVID-19, penyelenggara Tokyo 2020 memberikan penghormatan kepada para pekerja kesehatan ketika atlet seluruh dunia berparade ke stadion yang hampir kosong dengan menyembunyikan senyuman di balik masker mereka.
Dilansir Antara, Sabtu, 24 Juli, biasanya pertunjukan bertabur bintang penuh selebritas, upacara pembukaan Olimpiade kali ini kehilangan kemewahannya di mana kurang dari 1.000 orang saja yang hadir menyaksikan seremoni di dalam stadion yang dipandu aturan jarak sosial yang ketat dan berpandukan spanduk yang meminta penonton tidak bersuara di sekitar venue.
Penyelenggara juga seperti biasa mengirimkan pesan perdamaian saat bintang-bintang pop global menyanyikan Imagine karya John Lennon dan Yoko Ono, sementara drone membentuk lambang Olimpiade di langit di atas Stadion Nasional Tokyo yang berubah menjadi bola dunia.
"Mengingat situasi dunia yang sulit akibat pandemi virus corona, saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada para tenaga kesehatan dan semua orang yang bekerja keras setiap hari demi mengatasi kesulitan ini,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo Seiko Hashimoto.
Upacara mendekati klimaksnya setelah perpaduan teater kabuki tradisional yang berias kostum nan rumit dan improvisasi piano jazz di atas panggung yang berbentuk Gunung Fuji dengan kaldron api Olimpiade.
Sebagian besar negara diwakilkan oleh atlet-atlet yang baru pertama mengikuti Olimpiade saat defile atlet, tetapi tidak semua orang taat protokol. Tim dari Kirgistan, Tajikistan, dan pembawa bendera Pakistan berparade tanpa masker yang berbalik 180 derajat dengan protokol kesehatan yang ada dan begitu pula sebagian besar atlet lainnya pada upacara pembukaan itu.
Terlepas dari itu, upacara pembukaan menandai penyatuan dunia, dengan ratusan juta penonton di seluruh dunia menyaksikan awal dari perhelatan terbesar dalam dunia olahraga ini.
Para anggota delegasi Kanada mengenakan tambalan warna pelangi simbol komunitas LGBT pada jaket mereka. Ibu negara AS Jill Biden bertepuk tangan kepada kontingen Amerika seperti dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada kontingen Prancis.
Janji Olimpiade yang diucapkan para atlet pada akhir defile atlet sudah diperbarui untuk Olimpiade Tokyo di mana para atlet menjanjikan komitmen kepada inklusivitas, kesetaraan, dan non-diskriminasi yang untuk pertama kalinya terjadi dalam Olimpiade.
Upacara pembukaan juga menampilkan kembang api warna nila dan putih, warna-warna yang menjadi lambang Tokyo 2020, dan merengkuh tradisi Jepang yang ditunjukkan oleh cincin Olimpiade yang terbuat dari kayu raksasa yang terkait dengan Olimpiade 1964 yang juga dituanrumahi Tokyo.
Jumlah atlet yang jauh lebih kecil berbaris dalam defile kontingen yang kebanyakan baru tiba tepat sebelum Olimpiade mulai dan bakal segera pergi setelah itu guna menghindari infeksi virus corona.
Delegasi-delegasi sudah berusaha sebaik-baiknya menghidupkan suasana. Uganda yang mengenakan kostum tradisional nan cerah sambil menari-nari, sementara delegasi Argentina melompat-lompat saat masuk.
Baca juga:
- Wow! Kevin Sanjaya Masuk Daftar Atlet Top Dunia yang Wajib Ditonton di Olimpiade Tokyo Versi Time
- Rombongan Kedua Tim Olimpiade Indonesia Tiba di Tokyo Pagi Ini
- Kesal karena Dilarang Liput Situs Non-Olimpiade, Wartawan Asing: Tidak Ada Gunanya bagi Media!
- Kasus Positif COVID-19 di Kampung Atlet Olimpiade Tokyo Bertambah, Kali Ini Pelatih Voli Pantai Ceko
Kaisar ucapkan "memperingati", bukan "selamat"
Menunda selama satu tahun, penyelenggara terpaksa mengambil langkah yang baru kali ini dilakukan dengan menggelar Olimpiade tanpa dihadiri penonton akibat virus corona baru yang meningkat lagi dan merenggut nyawa manusia di seluruh dunia.
Pembukaan itu merangkum perjalanan Jepang sampai kepada Olimpiade ini dan tantangan yang dihadapi dunia sejak ibu kota Jepang itu dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 pada 2013.
Video pembukaan menunjukkan bagaimana virus corona mengharu biru selama 2020 di mana lockdown memaksa Olimpiade Tokyo ditunda yang tak pernah terjadi sebelumnya, hanya empat bulan sebelum acara ini semestinya dibuka. Keadaan ini menciptakan periode persiapan serba cepat dengan atlet-atlet berada dalam isolasi.
Momen mengheningkan cipta diadakan "untuk semua keluarga dan sahabat yang telah tiada," terutama karena virus corona, dan ditujukan kepada atlet-atlet Israel yang dibantai pada Olimpiade Muenchen 1972.
Kaisar Jepang Naruhito dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, keduanya mengenakan masker, menyemangati para atlet setelah membungkuk satu sama lain sebelum duduk sambil menjaga jarak.
"Hari ini adalah momen harapan. Ya sangat berbeda dari yang kita semua bayangkan. Tapi akhirnya kita semua di sini bersama," kata Bach dalam pidato pembukaan.
"Anda telah berjuang. Anda bertahan. Anda tak pernah menyerah. Hari ini Anda membuat impian Olimpiade Anda menjadi kenyataan," kata dia seperti dikutip Reuters.
Baca juga:
- Wow! Kevin Sanjaya Masuk Daftar Atlet Top Dunia yang Wajib Ditonton di Olimpiade Tokyo Versi Time
- Rombongan Kedua Tim Olimpiade Indonesia Tiba di Tokyo Pagi Ini
- Kesal karena Dilarang Liput Situs Non-Olimpiade, Wartawan Asing: Tidak Ada Gunanya bagi Media!
- Kasus Positif COVID-19 di Kampung Atlet Olimpiade Tokyo Bertambah, Kali Ini Pelatih Voli Pantai Ceko
Tidak seperti kakeknya yang membuka Olimpiade 1964 dengan kata dalam bahasa Jepang yang berarti "selamat", Naruhito memilih kata lebih netral dalam bahasa Jepang yang artinya lebih mendekati "memperingati".
Upacara itu ditandai dengan ketidakhadiran tokoh-tokoh besar seperti mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang berjasa membuat Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade. Sponsor-sponsor utama juga menjauh yang menyoroti penentangan luas terhadap Olimpiade ini dari warga Jepang yang telah diletihkan oleh COVID-19.
Ratusan orang menggelar protes di sekitar venue sambil meneriakkan “Hentikan Olimpiade”.
Hanya sepertiga dari penduduk Jepang yang sudah mendapatkan paling sedikit satu dosis vaksin sehingga memicu kekhawatiran Olimpiade ini menjadi super-spreader atau event yang mempercepat penularan virus corona.