Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen, Fuad Bawazier Mantan Menkeu Era Soeharto: Ketinggian

JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto Fuad Bawazier mengaku tak percaya dengan target pertumbuhan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah. Ia menilai, target tersebut kerap kali meleset karena terlampau tinggi dari realisasinya.

Seperti diketahui, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan ekonomi nasional akan tumbuh di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen di sepanjang 2021. Proyeksi ini turun dari semula yang berada di kisaran 4,3 persen hingga 5,3 persen.

"Jujur saja, saya semakin tidak percaya pada prediksi angka pertumbuhan ekonomi versi petinggi negeri yang hampir selalu terlalu tinggi dan kemudian hampir selalu juga salah meski sudah berkali-kali diralat. Tapi, yang terakhir angkanya masih salah, konsisten salah ketinggian," tuturnya dalam diskusi virtual, Jumat, 23 Juli.

Lebih lanjut, kata Fuad, ramalan pertumbuhan ekonomi pemerintah yang terlampau optimis itu merupakan bentuk propaganda untuk menghimpun kepercayaan masyarakat dan investor.

"Lebih kepada upaya propaganda saya lihat, bisa untuk tujuan politis, menjaga nilai tukar rupiah, menjaga optimisme masyarakat, investor, dan lain-lain," jelasnya.

Menurut Fuad, proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah yang di angka 3,7 persen hingga 4,5 persen tidak didukung kondisi riil di lapangan. Sebab, pelaku UMKM mulai menjerit, sektor pariwisata tumbang, dan sebagainya.

Karena itu, ia memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini jauh dari perkiraan pemerintah yakni 2 persen pada kuartal II 2021, lalu minus 0,5 persen pada kuartal III dan IV 2021.

Sependapat, Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan berujar bahwa laju ekonomi pada kuartal III berpotensi di bawah target pemerintah. Sebab, adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang saat ini berganti menjadi PPKM Level 4.

"Saya kira masuk akal pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 ini itu akan terpangkas tajam dibanding prediksi awal 4-5 persen," katanya.

Fadhil mengatakan jika dengan berlakunya PPKM Level 4 penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air belum membaik, tak hanya pertumbuhan ekonomi kuartal III, bahkan kuartal berikutnya akan menghadapi tekanan.

Lebih lanjut, Fadhil mengatakan, melihat kondisi krisis akibat pandemi ini kegiatan ekonomi sangat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali normal dengan asumsi pandemi sudah lebih baik penangananya.

"Memang saya kira sejak awal itu kita sudah menduga bahwa krisis ekonomi dan kesehatan yang akibat pandemi di Indonesia ini akan berlangsung panjang. Karena sejak awal itu kita menerapkan kebijakan yang serba setengah-setengah maupun di dalam penanganan kesehatan," tuturnya.