Ganjar Pranowo Inisiasi Jateng Rembug Desa Lawan Varian Baru COVID-19
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan terobosan baru yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo berupa "Rembug Desa" untuk melawan penyebaran varian baru COVID-19.
Gubernur Ganjar di Semarang, Senin, mengatakan bahwa melalui "Rembug Desa" dirinya ingin menyaring informasi faktual yang ada di lapangan, termasuk mendengar keluhan atau kendala yang dihadapi desa dalam penanganan pandemi COVID-19.
Selain itu, Ganjar juga bisa memberikan arahan langsung dan menyerap contoh baik yang telah dilakukan beberapa desa agar ditiru daerah lainnya.
Menurut Ganjar, "Rembug Desa" dilaksanakan setiap hari secara daring dan bergiliran tiap kabupaten/kota.
Program "Rembug Desa" dimulai hari ini dan diikuti lurah/kades se-Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing.
Sebanyak 244 lurah/kades di Kabupaten Banjarnegara tampak antusias mengikuti acara "Rembug Desa" itu.
Selain itu, Ganjar juga memastikan bagaimana penggunaan dana desa untuk penanganan COVID-19 dan dari "Rembugan Desa" itu terbukti bahwa lurah/kades sudah menggunakan 8 persen dana desa untuk pandemi COVID-19.
"Jadi dana desa sudah dipakai dari dulu, sudah lancar penggunaanya. Selain itu, Program Jogo Tonggo juga ternyata berjalan. Mendengar itu, saya optimis bisa menjalankan hal tersebut karena lurah/kades relatif bisa menangani," katanya dikutip Antara, Senin, 19 Juli.
Baca juga:
- Update COVID-19 per 19 Juli: Kasus Baru 34.257, Kematian Tembus 1.338 Orang
- Anies: Mereka yang Sudah Divaksin Terpapar COVID-19 Sedikit Sekali, Hanya 0,3 Persen
- Naik Citilink, Pria Ini Nekat Pakai Cadar Bawa Hasil Tes PCR Istrinya, Ketahuan di Ternate Ternyata Positif COVID-19
- Pemilik Kedai Kopi Tasikmalaya Didenda Rp5 Juta, Boshe VVIP Club Bali Didenda Rp1 Juta
Namun, lanjut Ganjar, ada pula usulan beberapa lurah/kades terkait bantuan bagi rakyatnya yang menginginkan vaksinasi.
Selain itu, ada juga masukan bantuan bagi pedagang yang terdampak pandemi dan juga oksigen bagi isolasi mandiri di rumah.
"Kami banyak mendengar dari mereka, ternyata karena saya siarkan 'streaming' melalui Instagram dan Youtube, Kades Klaten tanya kapan kami Pak, Brebes tanya juga kami kapan Pak. Kades-Kades ini perlu kita ajak bicara karena mereka memiliki pengalaman yang mungkin kita tidak tahu. Mereka kan ada di lapangan, jadi tahu persis. Jadi akan kita gulirkan terus, sehingga kita tahu apa yang terjadi di Jawa Tengah," ujarnya.