Pembalasan, Paman Sam Larang Maskapai China Masuk AS

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS), di bawah pimpinan Presiden Donald Trump mengeluarkan larangan maskapai penerbangan China untuk terbang ke AS mulai 16 Juni. Pelarangan penerbangan diterbitkan di tengah ketegangan yang membara antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia.

Dilansir BBC, Kamis, 4 Juni, langkah tersebut merupakan bentuk hukuman AS kepada China karena gagal mematuhi perjanjian yang ada tentang penerbangan antara kedua negara. Hubungan AS-China memburuk dalam beberapa bulan terakhir terkait pandemi COVID-19 dan langkah China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru untuk Hong Kong.

Maskapai penerbangan China yang dilarang masuk ke AS adalah Air China (601111.SS), China Eastern Airlines Corp, China Southern Airlines Co (600029.SS) dan Hainan Airlines Holding Co (600221.SS). Selain itu, ada juga maskapai lainnya, Sichuan Airlines Co, dan Xiamen Airlines Co.

China menanggapi larangan ini. Sebagai negara yang lebih dulu menerbitkan larangan penerbangan AS ke negeri mereka, China menyatakan tak dapat memastikan kapan akan merevisi aturan larangan yang memungkinkan maskapai AS kembali melakukan penerbangan penumpang ke China secara terjadwal.

"Kami akan mengizinkan maskapai penerbangan China untuk mengoperasikan penerbangan penumpang terjadwal yang sama dengan yang diizinkan pemerintah China," kata Departemen Penerbangan AS dalam pernyataan terpisah.

Balasan AS

Sebelumnya, pada Maret, pemerintah China mengatakan maskapai penerbangan domestik dan asing tidak dapat beroperasi lebih dari satu penerbangan mingguan, antara China dan negara mana pun. Departemen Perhubungan AS mengatakan aturan China yang dikeluarkan pada Maret tersebut secara efektif melarang maskapai AS, yang secara sukarela menangguhkan layanan antara kedua negara pada Februari. 

Dikatakan, penolakan untuk mengabulkan permintaan maskapai AS untuk melanjutkan layanan penerbangan ini melanggar perjanjian yang mengatur perjalanan udara antara kedua negara yang dimulai pada 1980. "Kami menyimpulkan bahwa keadaan ini memerlukan tindakan dari pihak Departemen untuk mengembalikan keseimbangan kompetitif dan kesempatan yang adil dan setara di antara maskapai penerbangan AS dan China," kata Departemen Perhubungan AS.

Jika aturan ini terus diberlakukan, hal tersebut akan merugikan perjalanan, perdagangan, dan pertukaran lain antara China dan AS. Hal tersebut disampaikan oleh Daniel Kliman, Direktur Program Keamanan Asia-Pasifik. Namun, walau bagaimanapun, aturan tersebut sudah telanjur diberlakukan. 

Dalam beberapa minggu terakhir, China telah melonggarkan pembatasan penerbangan charter dari beberapa negara kecuali dari dan ke AS, menurut sebuah laporan bulan lalu di Global Times. Para pejabat mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pemerintah juga akan mempertimbangkan peningkatan penerbangan umum, sambil menunggu kontrol yang lebih baik terhadap wabah COVID-19 di negara tersebut.