Beban Puncak Penggunaan saat Lebaran Bakal Naik 30,31 Persen, Pasokan Listrik Aman
JAKARTA - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya memprediksi beban puncak pengunaan listrik di hari H perayaan Idulfitri atau Lebaran tahun ini naik 30,31 persen dibandingkan pada tahun 2019. Karena hal ini, berbagai persiapan dilakukan PLN, salah satunya menyiagakan personel.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan menuturkan, perkiraan beban puncak selama hari H perayaan Idulfitri yaitu 3.508,31 MW. Angka ini serupa dengan beban puncak Jakarta saat akhir pekan selama pandemi COVID-19.
"Jika dibandingkan dengan Idulfitri tahun lalu, perkiraan beban puncak Idulfitri tahun ini mengalami kenaikan sebesar 30,31 persen. Hal ini terjadi karena adanya pelarangan mudik oleh pemerintah dan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah selama masa pandemi," katanya, dalam video conference bersama wartawan, Jumat, 22 Mei.
Meskipun aktivitas di rumah meningkat akibat kebijakan pemerintah tersebut, Doddy menegaskan, pasokan listrik aman karena perkiraan beban puncak saat Idulfitri berada di bawah daya mampu pembangkit di Jakarta yang berada di angka 11.460 MW.
Menurut Doddy, PLN UID Jakarta juga sudah melakukan berbagai persiapan, antara lain melakukan inspeksi jaringan listrik, simulasi keandalan listrik Masjid Istiqlal yang dilakukan pada 19 Mei, menyiagakan sebanyak 2.688 personel, serta menyiagakan peralatan pendukung untuk pengawalan pasokan dan keandalan kelistrikan.
Lebih lanjut, Doddy menjelaskan, PLN UID Jakarta Raya juga melakukan pantauan khusus pada 35 RS Rujukan Penanganan COVID-19 dan tiga lembaga non RS. Sehingga Layanan PLN tetap siaga 24 jam dan tidak ada pekerjaan yang mengakibatkan padam selama siaga lebaran.
Baca juga:
"Pasokan listrik aman dan cukup. Pengawalan kelistrikan RS Rujukan COVID-19 juga tetap berjalan tanpa henti. Semoga umat muslim khususnya di Jakarta bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita meski di tengah kondisi pandemi ini," tuturnya.
PLN Anjurkan Masyarakat Lakukan Meter Mandiri
PLN, kata Donny, juga akan kembali mengaktifkan pencatatan meter secara langsung oleh petugas catat meter mulai bulan Mei, untuk penerbitan rekening listrik bulan Juni. Petugas catat meter akan datang ke rumah pelanggan pascabayar dengan tetap memperhatikan pedoman pencegahan pengendalian COVID-19 Kementerian Kesehatan untuk antisipasi penyebaran virus dengan menggunakan standar alat pelindung diri.
Donny menjelaskan, masyarakat juga dapat melakukan layanan pelaporan stand meter sendiri atau meter mandiri via aplikasi WhatsApp Messenger (WA) ke nomor 08122 123 123 dengan periode pelaporan pada tanggal 24-27 setiap bulannya. Pelaporan mandiri pelanggan yang valid akan dijadikan prioritas utama dasar perhitungan rekening listrik selama pandemi COVID-19.
"Jika pelanggan tidak mengirimkan laporan mandiri melalui WhatsApp dan lokasi rumah pelanggan tidak bisa didatangi oleh petugas, maka PLN akan menggunakan rata-rata tiga bulan sebagai dasar perhitungan rekening listrik," jelasnya.
Di sisi lain, Donny juga mengimbau, masyarakat memanfaatkan layanan online dalam melakukan pembayaran tagihan atau pembelian token listrik, di antaranya melalui ATM, Internet Banking, SMS Banking, Aplikasi Dompet Digital (E-Wallet) ataupun melalui aplikasi E-Commerce. Tidak hanya pembayaran, pelanggan PLN juga dapat memaksimalkan pelayanan PLN secara online melalui Contact Center PLN 123 ataupun Aplikasi PLN Mobile, baik untuk layanan informasi tagihan, sambung baru, perubahan daya, penyambungan sementara maupun pengaduan pelanggan.
"Kami harap semua semua tetap di rumah saja dan jangan mudik. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan serta kesabaran. Mari kita doakan agar kondisi segera normal kembali," ucapnya.