Laba di 2020 Anjlok 89 Persen, Pengembang Properti Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Ini Tidak Bagi Dividen
JAKARTA - Perusahaan pengembang properti PT Bumi Serpong Damai Tbk atau BSD memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Hal itu karena merosotnya kinerja emiten bersandi saham BSDE itu di tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020, perusahaan milik konglomerat Eka Tjipta Widjaja ini membukukan pendapatan senilai Rp6,18 triliun. Realisasi tersebut turun 12,76 persen dibandingkan 2019 senilai Rp6,18 triliun.
Penurunan pendapatan pun menggerus laba perusahaan dari Sinar Mas Group ini sebesar 89,90 persen menjadi Rp281,7 miliar pada 2020 berbanding dari laba sebelumnya di tahun 2019 yang senilai Rp2,79 triliun.
"Dengan adanya persetujuan pemegang saham untuk tidak membagikan dividen, maka kami mengalokasikan laba bersih tahun buku 2020 untuk memperkuat permodalan di 2021," kata Hermawan Direktur BSD Hermawan Wijaya, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat 25 Juni.
Hermawan menjelaskan, pendapatan BSD tersebut dikontribusikan oleh segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title, pendapatan sewa, konstruksi, hotel, arena rekreasi, pengelolaan Gedung dan pendapatan lain-lain.
Baca juga:
- Pabrik Baterai IBC dan Konsorsium LG Segera Dibangun di Kawasan Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja, Kota Deltamas
- Tjiwi Kimia, Perusahaan Kertas Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Raup Penjualan Rp3,7 Triliun di Kuartal I 2021
- Pengembang Properti Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Bantu Pengembangan Startup di Kawasan BSD City
- Pengembang Properti Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja Ini Targetkan Pendapatan Rp2,05 Triliun di Tahun 2021
Adapun segmen dengan kontribusi tertinggi adalah segmen penjualan berupa tanah dan bangunan serta tanah dan bangunan strata title dengan kontribusi sebesar 80,20 persen. Total penjualan segmen tersebut mencapai Rp 495 triliun sepanjang 2020 lalu.
Segmen penjualan terbesar kedua bersumber dari Sewa sebesar 12,35 persen atau sebesar Rp763,37 miliar. Kemudian peringkat ketiga pendapatan usaha terbesar adalah pengelolaan gedung dengan kontribusi sebesar 4,67 persen atau sebesar Rp288,79 miliar per tahun 2020.