Pemerintahan di Aceh Berjalan Normal Meski Gubernur Positif COVID-19
JAKARTA - Juru Bicara COVID-19 Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani menyatakan, roda pemerintahan Provinsi Aceh tetap berjalan normal meski Gubernur Nova Iriansyah isolasi mandiri karena terinfeksi virus corona.
"Walaupun kondisi gubernur terpapar COVID-19 tetap tidak berpengaruh terhadap jalannya roda pemerintahan di Aceh," kata Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, dilansir Antara, Kamis, 25 Juni malam.
Dia menjelaskan Gubernur Aceh Nova Iriansyah terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab (usap) PCR pada 31 Mei 2021, sehingga harus menjalani isolasi mandiri.
Namun, menurut Jubir yang akrab disapa SAG itu, gubernur tetap memimpin jalannya roda pemerintahan dengan jajaran Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA).
"Gubernur tetap menggelar dan memimpin sejumlah rapat dengan para kepala SKPA melalui daring dan melakukan koordinasi memalui media telefon," kata SAG.
Seperti diketahui, Gubernur Aceh Nova Iriansyah masih belum sembuh dari infeksi virus corona meski telah menjalani isolasi mandiri dalam kurun waktu hampir tiga pekan.
“Pada 21 Juni 2021, tim medis kembali melakukan uji swab (Gubernur Aceh) dan hasilnya masih tetap positif COVID-19,” kata Saifullah.
Baca juga:
Nova Iriansyah dinyatakan positif terinfeksi virus corona berdasarkan hasil tes swab PCR pada 31 Mei lalu, dan langsung melakukan isolasi mandiri sesuai protokol penanganan COVID-19.
Selang empat hari setelah dinyatakan positif, Nova kembali menjalani pemeriksaan swab PCR, namun hasilnya masih dinyatakan positif, sehingga harus melanjutkan isolasi mandiri sesuai rekomendasi tim medis yang menangani perawatannya.
Kemudian, kembali menjalani uji swab pada 14 Juni 2021, namun hasilnya dalam diri Gubernur Aceh masih terdeteksi materi genetik virus corona. Hingga akhirnya keluar hasil swab terbaru pada 21 Juni 2021 yang masih menunjukkan positif COVID-19, katanya.
Menurut Saifullah kondisi positif berlanjut bagi pasien COVID-19 bukan fenomena baru, bahkan sudah banyak bukti lain baik di dalam maupun luar negeri.
“Karena itu tim medis RICU dan Pinere RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh tetap menganjurkan Gubernur Aceh melanjutkan isolasi mandiri untuk percepatan pemulihan kesehatan,” katanya.
Sementara itu, dr T Zulfikar, Sp P (K) FISR, tim yang menangani perawatan Gubernur Aceh menjelaskan bahwa saat pertama dinyatakan positif, kondisi gubernur tidak menunjukkan gejala. Namun, dua hari kemudian gubernur mulai memiliki gejala ringan seperti batuk, pegal-pegal dan hilang penciuman.
"Jadi kriteria pertama yang kita anggap sebagai tanpa gejala, kemudian dari tim medis kita menyampaikan bahwa ini dengan gejala ringan," kata Zulfikar.
Saat itu Gubernur Aceh dianjurkan melakukan isolasi mandiri dan meningkatkan kesehatan sehingga kemudian gejala ringan yang dialami Gubernur berangsur hilang.
"Dan sekarang meskipun masih terkonfirmasi positif, Alhamdulillah gejala batuk ringan sudah tidak ada lagi dan penciuman juga sudah normal," ujarnya.