Perawat di Garut Dipukul Keluarga Pasien COVID Alami Memar Rahang, Wabub Helmi Murka: Orangnya Dicari!

GARUT - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mendukung upaya aparat berwenang untuk memproses hukum kasus pemukulan perawat Puskesmas Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang sedang melaksanakan tugas menangani pasien COVID-19.

"Kejadian perawat dipukul ketika menangani pasien COVID-19 ini baru pertama kali terjadi di Kabupaten Garut, proses hukum akan terus berlanjut," kata Helmi di Garut, dilansir Antara, Kamis, 24 Juni. 

Aksi kekerasan terhadap  perawat di Puskesmas Pameungpeuk itu terekam kamera pengintai yang terpasang di puskesmas. Video pemukulan kemudian tersebar ke masyarakat luas melalui aplikasi WhatsApp.

Dalam tayangan video berdurasi 24 detik itu tampak seorang perawat berpakaian alat pelindung diri (APD) menangani seorang pasien dan dibaringkan di tempat tidur.

Seseorang yang diduga keluarga pasien tampak memukul perawat dengan tangan kosong lalu dilerai orang lain, kemudian pelaku berlalu pergi.

Helmi mengaku sudah mengetahui insiden pemukulan yang terjadi pada Rabu, 23 Juni kemarin. Kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan itu, kata dia, sudah mendapatkan penanganan khusus oleh kepolisian dengan mencari pelakunya.

"Sekarang orangnya sedang dicari," katanya. Terkait kondisi korban pemukulan berdasarkan hasil visum, katanya, bagian rahang memar akibat terkena pukulan tangan.

"Hasil visum perawat yang dipukul keluarga pasien COVID-19 luka memar di rahangnya," kata Helmi.

Ia menyesalkan insiden pemukulan terhadap tenaga kesehatan yang seharusnya mendapatkan dukungan di tengah lonjakan kasus wabah COVID-19 saat ini.

Helmi mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi wabah COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan dan memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan agar tetap semangat melayani pasien COVID-19.

"Kita menyesalkan kejadian tersebut. Kita harus memberikan 'support' kepada mereka karena petugas kita sudah banyak yang terkena COVID-19," katanya.

Helmi berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di Kabupaten Garut maupun daerah lain karena tenaga kesehatan dibutuhkan dalam menangani wabah COVID-19.

"Kerjaan mereka sangat banyak dan pasien sedang meningkat, petugas sekarang banyak terkena COVID-19 terutama perawat, dokter, kemudian mereka berjibaku bertaruh hindari sikap dari oknum masyarakat," katanya.