Pengamat: Pandemi Bukan Alasan Perpanjangan Jabatan Presiden 3 Periode
JAKARTA - Wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode tampaknya tak terbendung. Belakangan, situasi pandemi COVID-19 menjadi alasan adanya penambahan masa jabatan presiden.
“Sebaiknya perpanjangan jabatan masa presiden, kemudian penambahan periode, itu tidak perlu lagi dibahaslah," ujar Hendri Satrio, Rabu, 23 Juni.
Baca juga:
- Ditolak Berjemaah, Relawan Jokpro Bodo Amat Kukuh Dukung Jokowi 3 Periode: Kita Bicara Sama Rakyat!
- Qodari dan Relawan Jokowi-Prabowo Harus Tahu Ini, PDIP Tegas Menolak Presiden 3 Periode
- Tak Tepat Digaungkan saat Pandemi, Hentikan Narasi Presiden 3 Periode yang Langgar Konstitusi
- Kapolda Metro Perintahkan Jajaran hingga Polsek Optimalkan Operasi PPKM Tekan Kasus COVID-19
Disamping itu, kaya Hendri, jabatan 3 periode bagi Presiden RI merupakan kemunduran bagi demokrasi di tanah air.
“Sesungguhnya yang memiliki ide itu bukan sedang menyelamatkan negara, justru sedang mendorong negara ini ke dalam sebuah kemunduran demokrasi dan jurang kehidupan yang tidak lebih baik dari saat ini,” katanya.
Hensat, sapaan akrabnya, berharap tidak ada lagi pihak yang menentang keinginan Jokowi soal masa jabatan presiden. Baik partai politik maupun relawan.
Pasalnya, kata dia, ada dua alasan. Pertama Indonesia tidak pernah kekurangan pemimpin. Kedua, Jokowi sudah membangun Indonesia dengan baik sekali.
“Nah, mudah-mudahan parpol tidak ada yang berinisiatif melaksanakan itu karena itu sangat bertentangan dengan hati nurani rakyat. Selain itu, civil society masyarakat juga harus satu suara untuk maju berdasarkan UU. Sehingga tidak perlu ada penambahan, baik itu masa jabatan presiden maupun keterpilihan periode presiden,” kata Hensat menambahkan.