Keberanian Italia Hadapi Risiko dengan Longgarkan Aturan Pembatasan Kegiatan
JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte mengatakan, pelonggaran pembatasan kegiatan akan dimulai secara bertahap. Pelonggaran terhadap pembatasan kegiatan ini, termasuk membuka perbatasan bagi para turis dari Eropa mulai bulan depan.
Dilansir dari Reuters, Senin 18 Mei, dengan kebijakan ini toko-toko, bar, dan restoran di Italia juga akan dibuka kembali. Pemerintah Italia juga telah mengumumkan bahwa masyarakat Italia diperbolehkan melakukan perjalanan, yang mana memungkinkan mereka untuk kembali bertemu dengan sanak saudaranya.
"Orang-orang akan dapat pergi ke mana pun mereka inginkan; ke toko, ke gunung, ke danau atau pantai," kata PM Italia.
Pengumuman pelonggaran pembatasan ini muncul ketika angka kematian akibat COVID-19 di Italia, yang mana jumlahnya tertinggi ketiga di dunia, turun menjadi 153 pada Sabtu, 16 Mei. Angka tersebut merupakan angka terendah sejak 9 Maret.
Larangan perjalanan antar wilayah dan luar negeri masih tetap berlaku hingga liburan Hari Republik usai, pada 2 Juni. Aturan tersebut mencegah perjalanan massal selama akhir pekan libur panjang.
Namun semua pembatasan perjalanan akan dicabut mulai 3 Juni dan turis dari negara-negara di Uni Eropa diperbolehkan masuk Italia tanpa harus melakukan karantina. Aturan pembukaan negara kembali menjadi harapan karena akan memperbaiki sektor pariwisata yang menjadi salah satu pemasukan Italia.
PM Conte mengatakan, keputusan untuk mencabut aturan pembatasan kegiatan adalah 'risiko yang diperhitungkan' dan menambahkan, "Kami akan hadapi risiko ini dan kami harus menerimanya karena jika tidak, kami tidak akan pernah memulai lagi."
Baca juga:
Kasus yang Menurun
Angka kematian akibat COVID-19 di Italia sekitar 31.800, terhitung sejak penyakit ini pertama kali muncul di wilayah utara Lombardy pada 21 Februari. Angka kematian tersebut sempat menjadi tertinggi di dunia dan kini menurun menjadi di urutan ketiga, setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Untuk menahan penularannya, Italia adalah negara Eropa pertama yang memberlakukan lockdown nasional pada Maret, hingga 4 Mei, Pemerintah Italia membuka pabrik dan taman untuk publik umum.
Perubahan yang diumumkan oleh PM Conte membawa proses lebih lanjut. Sementara pertemuan publik besar masih dilarang. Namun kegiatan gereja dan layanan keagamaan lainnya dalam waktu dekat akan kembali dibuka. Pusat kesenian seperti museum dan galeri juga akan dibuka secepatnya.
Sementara pusat kebugaran, kolam renang umum, dan pusat olahraga lainnya akan dibuka kembali pada 25 Mei. Untuk teater dan bioskop akan kembali dibuka mulai 15 Juni.
Dengan ekonominya menghadapi resesi parah, utang publik diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 150 persen dari output ekonomi tahunan Italia. Pemerintah Italia juga sudah putus asa untuk membuat negara itu kembali bekerja tanpa memicu gelombang kedua dalam epidemi.
Beberapa daerah di Italia mulai mendapatkan dorongan untuk pembukaan kegiatan lebih cepat. Tetapi Conte bersikeras untuk membuka kegiatan dengan cara yang bertahap. Namun, ia menegaskan, berbagai aturan pelonggaran pembatasan kegiatan tersebut juga tergantung dari tindakan individu, seperti patuh terhadap aturan kesehatan dan keselamatan.
Orang-orang yang berada dalam karantina atau menderita gejala COVID-19 harus tetap berada dalam isolasi dan melakukan social distancing. Aturan lain yang tetap diberlakukan adalah penggunaan masker saat berada di luar ruangan, terutama di jalan-jalan yang ramai.