Update COVID-19 per 17 Mei: Waspada Orang Tanpa Gejala di Sekitar Kita

JAKARTA - Penyebaran virus corona atau COVID-19 masih terus terjadi. Saat ini, jumlah pasien positif bertambah 489 orang. Sehingga, total kasus positif COVID-19 di Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 17.514 orang. 

Sehingga, dengan adanya penambahan kasus ini, pemerintah meminta agar masyarakat mewaspadai orang tanpa gejala (OTG) yang berpotensi menyebarkan virus tanpa disadarinya.

"Ini gambaran yang sangat jelas bahwa kasus baru masih terus terjadi. Oleh karena itu berarti kasus positif sebagai pembwa virus masih berada di tengah-tengah kita dan inilah yang berkali-kali sebutkan OTG, tanpa gejala sedangkan di dalam tubuhnya membawa virus," kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun BNPB, Minggu, 17 Mei.

Sementara, lanjut Yuri, jumlah pasien positif yang dinyatakan sembuh bertambah 218 orang. Sehingga, total pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 4.129 orang.

Sedangkan bagi pasien yang meningga, kini jumlahnya sebesar 1.148 orang karena ada penambahan sebanyak 59 orang.

Selanjutnya, orang dalam pengawasan (ODP) kini jumlahnya bertambah sebesar 1.427 orang. Sehingga total ODP di Indonesia kini sebesar 270.876 orang. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya bertambah sebanyak 731 orang. Sehingga total PDP kini mencapai 35.800 orang.

Adapun total laboratorium baik dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM) jumlahnya mencapai 71 laboratorium. Untuk tes dengan metode PCR, hingga saat ini sudah ada 187.965 spesimen yang diuji.

Mengecek keramaian di Bandara Soetta

Beberapa waktu lalu, terdapat foto yang viral tentang keramaian masyarakat di Bandara Soekarno-Hatta. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah melakukan pengecekan di sana, sekaligus memantau pelaksanaan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19. 

Menurut Yuri, masyarakat mulai paham jika pengecualian perjalanan penerbangan ini hanya ditujukan untuk menangani penyebaran COVID-19.

"Kami melihat sebagian besar (penumpang) dalam rangka tugas itu yang melibatkan banyak institusi," kata Yurianto.

Dalam pemantauan tersebut, dia mengklaim, masyarakat mulai memahami pentingnya menjaga jarak di kerumunan. Selain itu, Yurianto juga menyebut, masyarakat tertib mengikuti tanda yang sudah diberikan oleh petugas, serta mengikuti seluruh pengecekan sebelum diperbolehkan terbang ke berbagai tujuan.

Kalau pun terdapat penumpukan penumpang, kata Yuri, ini biasa terjadi pada penerbangan pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Hal tersebut karena adanya proses pengecekan administrasi yang cukup panjang dan teliti sehingga butuh waktu lama.

"Untuk di Bandara Soetta, mereka (penumpang) untuk keberangkatan jam 06.00 pagi biasanya mereka sudah datang pada pukul 02.00 dini hari," tuturnya.