Mesra dengan Golkar, Relawan Jokowi Dialihkan ke Pasangan Airlangga-Ganjar?
JAKARTA - Relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi incaran para calon yang ingin maju dalam Pemilu Presiden ( Pilpres) 2024. Para relawan pun menyatakan tinggal menunggu arahan Jokowi usai mengungkap ada sejumlah calon yang meminta dukungan.
Analis Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga mengatakan, Relawan Jokowi memang tampak masih besar jika dilihat dari permukaan. Hal ini terlihat dari kiprah para elit relawannya, khususnya mereka yang mendapat posisi di beberapa tempat strategis.
"Para elit relawan itu tampak sangat eksis karena kerap muncul di media. Gaungnya seolah-olah para relawan masih utuh dan besar seperti saat Pilpres 2014 dan 2019," ujar Jamil kepada wartawan, Kamis, 17 Juni.
Namun, menurut Jamil, saat ini Relawan Jokowi tampaknya sudah tidak utuh, terutama di akar rumput. Padahal jumlah mereka sangat besar dibandingkan elit relawannya.
Selain itu, kata dia, para relawan Jokowi ada juga yang sudah pindah ke perahu lain mengingat 2024 Jokowi akan menyelesaikan tugasnya sebagai presiden. Meskipun ada yang secara diam-diam dan kemungkinan berada di dua kaki.
"Jadi, perahu relawan Jokowi tampaknya sudah tidak besar sebagaimana dibayangkan banyak orang. Karena itu, pengaruhnya untuk mengusung calon lain pada pilpres 2024 tampaknya sudah tidak signifikan," ungkapnya.
Baca juga:
Kendati demikian, Jamil menilai, sisa-sisa kekuatan relawan Jokowi sepertinya akan direkomendasikan ke calon yang dapat mengamankan posisinya setelah sang presiden menyelesaikan tugasnya. Jika calon dari PDIP dapat mengamankannya, maka Jokowi akan mendorong relawannya mendukung calon yang dimaksud.
"Hal yang sama juga berlaku pada Ganjar Pranowo bila ia tetap maju pada pilpres 2024. Apalagi di akar rumput banyak kader PDIP yang menginginkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju pada kontestasi Pilpres 2024," kata Jamil.
Akan tetapi, Jamil menambahkan, Ganjar nampaknya akan kesulitan mendapat tiket capres baik dari PDIP maupun di luar PDIP.
Jika Ganjar lompat partai, menurut Jamil, kemungkinan gubernur Jateng itu hanya dapat diterima sebagai calon wakil presiden yang berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Itupun kalau Ganjar dapat menjaga elektabilitasnya agar tetap tinggi.
Kemungkinan peluang dukungan ke pasangan Airlangga-Ganjar, sambung Jamil, lantaran Jokowi selama dua periode berhubungan mesra dengan Golkar. Khususnya bersama Airlangga.
"Jadi kalau pasangan ini maju pada Pilpres 2024, Jokowi tampaknya akan merasa lebih nyaman. Perahu relawan yang dimilikinya berpeluang besar bersandar ke pasangan Airlangga-Ganjar," tandas Jamil.