RS Pirngadi Medan Disorot karena Kabar Bayi Dibilang COVID-19, Ini Penjelasan RS

MEDAN - Pelayanan RSUD Pirngadi Medan kembali dikeluhkan. Kali ini kasus bayi yang dinyatakan reaktif COVID-19 oleh rumah sakit.

Ibu dari bayi Annisa, menceritakan awalnya anaknya tersebut mendapat rujukan dari RS Stella Maris ke RSUD Pringadi pada Senin, 7 Juni. 

Saat itu anaknya mengantongi surat negatif COVID-19 berdasarkan tes swab di RS Stella Maris. Namun ketika anaknya mau dioperasi pada Selasa, 8 Juni, Annisa mendapat kabar dari tenaga medis RSUD Pringadi yang mengatakan anaknya reaktif COVID-19. 

Dia lantas curiga. Sebab sejak anaknya masuk ke ruangan untuk dirawat, tidak ada kontak secara langsung. 

Selain itu, Annisa mengaku selalu berada di depan ruangan anaknya dirawat. Kecuali saat tengah malam sampai subuh karena harus istirahat. 

Karena itu, Annisa lantas menelepon Wakil Ketua DPRD Medan, Rajudin Sagala untuk mengadukan persoalan tersebut. Rajuddin langsung menelpon Direktur RSUD Pirngadi Medan.

Setelah itu, direktur memerintahkan susternya untuk melakukan tes swab antigen kepada pasien sebelum operasi. 

Hasil dari swab antigen menunjukkan bayi itu negatif COVID-19. Bayi Annisa pun akhirnya dioperasi di ruang bukan untuk pasien COVID-19. 

Dengan penuh kekhawatiran karena kondisi anaknya yang cukup memperihatinkan, Annisa dan keluarga pun menunggu proses medis. Setelah itu, Annisa dikagetkan pula dengan kabar anaknya tidak bisa dioperasi. 

Alasan pihak RSUD Pirngadi karena tidak tersedianya alat medis untuk melakukan operasi. Emosinya pun tidak terbendung menyasar para medis yang bertugas. 

Terpisah, Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin kepada wartawan membenarkan jika adanya pasien (bayi) yang dirawat di rumah sakit Pirngadi Medan.

"Kita menjawab berita yang viral kemarin tentang mengcovidkan kemarin. Perlu saya sampaikan di sini, sesuai dengan informasi yang dikumpulkan, bahwasanya benar pasien dirawat. Ia dikirim dari RS swasta yang direncanakan akan menjalani operasi di rumah sakit Pirngadi Medan," ujarnya.

Menurut Edison, pihak  rumah sakit mengecek kondisi bayi dengan rapid test antigen. Di mana antigen ini mengecek antibodi dan hasilnya reaktif itu diperiksa pada Selasa, 8 Juni.  Saat bayi akan dioperasi, maka dilakukan tes ulang hingga hasilnya negatif. 

"Inilah pemicu reaktif itu positif padahal itu antibodi jadi muncullah bahasa seakan-akan Pirngadi meng-covidkan. Padahal hasil kedua itu negatif. Kalau video itu, benar berada di rumah sakit," ungkapnya.

Terkait tudingan ditelantarkannya pasien yang hendak menjalani operasi, Edison membantah. Dia menegaskan RS Pirngadi Medan memiliki SOP pemeriksaan. 

"Kita punya SOP pemeriksaan, bukan penelantaran. Sekitar pukul 00.45 WIB sudah ada rencana dilakukan operasi. Namun pada pukul 00.55 WIB, keluarga meminta pemulangan itu dan ditandatangani orangtuanya," jelasnya.

Terkait riwayat pasien, Edison menuturkan bayi itu masuk pada tanggal 7 Juni dan keluar pada 9 Juni dini hari. Saat disinggung soal penyakit bayi itu, Edison menjelaskan  pasien mengalami Ileus Obstruktif.

"Itu yang mau dilakukan operasi. Atau nama umumnya ada gangguan di usus, penyumbatan hingga harus dilakukan tindakan operasi. Saat masuk ke RSUD Dr Pirngadi, pasien dalam keadaan lemah dan sesak," katanya.