Nagari Mart di Padang Tegaskan Tidak Terafiliasi dengan Peritel Milik Konglomerat Djoko Susanto, Alfamart
JAKARTA - Pengelola minimarket Nagari Mart yaitu PT Nagari Minang Sakato membantah tudingan yang menyatakan pihaknya berafiliasi dengan salah satu jaringan minimarket besar di Tanah Air yaitu Alfamart.
"Tudingan itu tidak berdasar dan mengada-gada, bisa jadi fitnah. Nagari Mart dimiliki oleh PT Nagari Minang Sakato. Seratus persen pemilik sahamnya putra daerah Pariaman. Saya dan empat orang lainnya. Satu orang lagi dari Bukittinggi," ujar Direktur Utama PT Nagari Minang Sakato Nasirman Chan di Padang, dikutip dari Antara, Rabu 9 Juni.
Ia menyampaikan PT Nagari Minang Sakato resmi membuka minimarket dengan nama Nagari Mart mengusung konsep "sato sakaki".
"Kami telah memiliki legalitas dan mengantongi izin pendirian Nagari Mart, mulai dari akta notaris, akta dari Kementerian Hukum dan HAM, dan sebagainya," kata dia.
Ia menjelaskan konsep pendirian Nagari Mart adalah pemberdayaaan masyarakat atau sato sakaki. Bukan hanya masyarakat, komponen lainnya seperti lembaga pendidikan, koperasi, badan usaha milik nagari, dan sebagainya juga bisa ikut bergabung di Nagari Mart.
Oleh sebab itu ia heran dengan tudingan yang menyebutkan PT Nagari berafiliasi dengan Alfamart. peritel milik konglomerat Djoko Susanto. Nagari Mart didirikan sesuai dengan perkembangan dunia usaha saat ini. Pihaknya pun membantah tudingan sebagian karyawan Nagari Mart berasal dari Alfamart Pekanbaru.
"Yang benar itu, pegawai kita magangkan, kita training-kan di situ, belajar dulu agar tahu bagaimana cara melayani orang, berkomunikasi karena usaha ini perlu publik servis. Apakah salahnya kita latih?," katanya.
Sementara, terkait tudingan yang menyebutkan ada barang-barang di Nagari Mart yang dipasok dari Alfamart Pekanbaru, Nasirman mengatakan hal tersebut tidak ada larangan. Barang-barang yang dipasok di Nagari Mart bukan hanya dari sana, tapi juga dari vendor lainnya.
"Dalam memilih barang, asalkan harganya cocok, tidak ada larangan. Sebagian kita beli dari sana. Sebagian lagi kita beli dari vendor lain. Jadi, dari banyak sumber," kata dia
Lebih lanjut, dia juga membantah tudingan yang menyebutkan keberadaan Nagari Mart mengancam stabilitas dan keberadaan semua pedagang terutama pedagang kecil dan UMKM.
"Saya tidak tahu apa dasarnya dia berbicara. Belum ada hasil penelitian soal itu," katanya
Akibat adanya tudingan Nagari Mart berafiliasi dengan Alfamart, pandangan Nagari Mart di masyarakat pun jadi terganggu. Padahal, tujuannya mendirikan Nagari Mart adalah untuk membangun daerah.
Ia pun merasa heran dengan adanya penolakan dari pedagang terhadap Nagari Mart. Padahal, Nagari Mart baru dua bulan berdiri dan baru memiliki dua minimarket di Kabupaten Padang Pariaman.
Baca juga:
- Alfamart, Perusahaan Ritel Milik Konglomerat Djoko Susanto Ini Raup Pendapatan Rp75 Triliun di 2020
- Lepas Alfatrex, Alfamart Peritel Milik Konglomerat Djoko Susanto Ini Butuh Dana Rp1 Triliun untuk Lunasi Obligasi
- Padang Jadi Satu-satunya Daerah yang Tidak Ada Alfamart dan Indomaret, Kenapa ya?
- Giant Gulung Tikar, Carrefour Milik Konglomerat Chairul Tanjung serta Hypermart Mochtar Riady Kegirangan?
Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan mengikuti perkembangan lebih lanjut apakah permasalahan ini akan dibawa ke ranah hukum atau tidak.
Sebelumnya puluhan orang yang mengatasnamakan Aliansi Pedagang Ritel, Grosir, dan Pasar se-Sumbar menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sumbar pada Senin 7 Juni.
Mereka menuntut Pemprov Sumbar untuk menolak keberadaan atau mencabut izin Nagari Mart yang diduga berafiliasi dengan Alfamart.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memastikan akan tetap berkomitmen memberlakukan pelarangan beroperasinya retail Indomaret dan Alfamart sebagai upaya melindungi UKM dan pengusaha lokal.
"Kami tetap konsisten dengan kebijakan itu karena ini merupakan sesuatu yang positif untuk Sumbar," kata Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy usai menghadiri peresmian retail Nagari Mart Sungai Pisang, Kasang.
Menurut dia kebijakan ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan di luar Sumatera Barat dan ia berharap pengusaha lokal yang bergerak di bidang retail mengambil peluang ini.
Ia memastikan lewat kebijakan ini bukan bearti Sumbar menutup diri dari investasi luar namun memberikan peluang bagi pelaku usaha ritel lokal berkembang.