Gara-gara COVID-19, Tas dan Sepatu Di Toko Berjamur
JAKARTA - Penerapan Lockdown di sejumlah negara berimbah pada pusat perbelanjaan. Sejumlah barang dagangan, seperti tas dan sepatu bahkan jamuran lantaran tidak ada pembeli. Ini diketahu dari unggahan media sosial.
Adalah @IqbalSheikhAli yang mengunggah foto-foto itu. Namun kejadian itu bukan di Indonesia. Melainkan di luar negeri. Nah, apakah ini bisa terjadi di pusat perbelanjaan di Indonesia?
Dewan Penasehat Himpunan Peretail dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta mengamini, hal itu bisa saja terjadi di Indonesia. Tapi, penyebabnya bukan hanya dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Hal-hal demikian bisa saja terjadi bukan karena PSBB. (Penyebab) karena disimpan terlalu digudang juga bisa, apalagi toko tutup," kata Tutum kepada VOI, Senin, 11 Mei.
Kata dia, yang terpenting bukanlah mencari penyebab. Melainkan, cara penanggulangan atau penanganan barang-barang tersebut. Sehingga, nantinya jika masa pendemi berakhir barang tersebut dapat dimanfaatkan kembali tanpa merugikan konsumen atau pembeli.
"Bisa terjadi tetapi masalah penanganan saja dan saat buka pasti yang dijual adalah produk yang baik," tegas Tutum.
Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Agus Suyatno mengatakan, beberapa langkah bisa dilakukan untuk mencegah permasalahan tersebut. Salah satunya, pihak retail atau perusahaan bisa berkoordinasi dengan pengelola pusat perbelanjaan.
Nantinya, bisa disepakati soal pemeriksaan kodisi barang tersebut dan waktu untuk membersihkannya. Tentu, hal itu bertujuan untuk menghindari kerugian besar dan bisa berbuntut panjang.
"Meminta kepada pihak mal untuk melakukan memeriksa kualitas barang, termasuk bebas dari debu dan jamur," kata Agus.
Tetapi jika hal itu sudah terjadi, maka, pihak retail bisa menyiasati dengan cara menjual barang tersebut dengan potongan harga. Sebab, barang-barang itu sudah masuk dalam kategori cacat.
Sementara, untuk konsumen disarankan lebih teliti ketika membeli sesuatu. Tak menutup kemungkinan jika banyak oknum-oknum nakal yang mencoba mencari keuntungan besar.
"Konsumen dalam membeli wajib memperhatikan mutu atau kualitas barang, termasuk barang harus terbebas dari jamur debu dan kotoran lain yang dapat mereduksi kualitas barang," pungkas Agus.