Pemkot Bandung Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka 319 Sekolah

BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, menyatakan siap menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 319 sekolah mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga SMA, baik negeri maupun swasta.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan pada uji coba PTM terbatas ini, pihaknya akan menguji kesiapan proses pembelajaran. Selain infrastruktur penunjang protokol kesehatan, juga bakal dipantau penerapan skema pola pembelajaran.

"Mulai dari perilaku tenaga pengajar, siswa, dan pengaturan proses belajar. Kemudian infrastukturnya dan sebagainya," kata Ema di Bandung dikutip Antara, Jumat, 4 Juni. 

Di Kota Bandung terdapat 3.523 sekolah yang terdiri dari semua jenjang. Namun dari total tersebut, hanya 319 sekolah yang lolos terverifikasi tim monitoring dan evaluasi gabungan Dinas Pendidikan dengan Dinas Kesehatan, serta Satgas Penanganan COVID-19.

"Disdik, Dinkes dan semua camat kompak, mereka sudah koordinasi secara maksimal. Mulai dari seleksi administrasi kemudian ada proses filterisasi. Sebanyak 319 sekolah inilah yang pada 7-18 juni akan melakukan simulasi," kata Ema.

Menurut Ema, nantinya pelaksanaan uji coba PTM terbatas itu akan dihadiri secara langsung oleh siswa 10-25 persen dari kapasitas setiap sekolah.

Selain menguji kesiapan secara fisik seperti sarana prasarana protokol kesehatan COVID-19, pihaknya juga akan menguji sistem pembagian waktu PTM.

"Harus juga diperhatikan sistem pembelajaran hanya 2 kali 60 menit, pembagian sif, tidak ada kantin, siswa bawa makanan dan minuman masing-masing, tidak ada PKL. Itu harus dibuktikan," kata dia.

Menurut Ema, PTM terbatas ini menjadi tahapan pertama yang akan dipersiapkan oleh Pemkot Bandung dalam rangka mengembalikan kondisi proses pembelajaran. Maka dari itu, setiap prosesnya harus dilakukan secara teliti.

"PTMT ini menuju satu waktu idealnya kepada new normal. Ada tahapan sekarang uji coba, masa transisi, AKB kemudian new normal. Itu idealnya. Mudah-mudahan seiring melandainya kasus pandemi," katanya.