Akibat Wisata Religi Usai Lebaran, Kasus COVID-19 di Kudus Naik 30 Kali Lipat
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan kondisi lonjakan kasus di Kudus, Jawa Tengah saat ini. Kasus COVID-19 di Kudus dalam sepekan melonjak 30 kali lipat.
"Kudus mengalami kenaikan kasus positif secara signifikan dalam satu minggu, yaitu naik lebih dari 30 kali lipat dari 26 kasus menjadi 929 kasus," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Jumat, 4 Juni.
Saat ini, kasus aktif di kudus sebanyak 1.280 atau 21 persen dari akumulasi kasus sejak awal. Ini adalah angka yang cukup besar bila dibandingkan dengan kasus aktif nasional yang hanya 5,47 persen.
Setelah Ketua Satgas COVID-19 Ganip Warsito mengunjungi langsung Kudus untuk mengetahui penyebab kasus beberapa waktu lalu, terungkap lonjakan kasus terjadi akibat kegiatan wisata religi.
"Keadaan ini terjadi sebagai dampak dari adanya kegiatan wisata religi berupa ziarah serta tradisi kupatan yang dilakukan oleh warga Kudus 7 hari pasca lebaran," jelas Wiku.
Hal ini, lanjut dia, memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat. Lonjakan kasus diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan yang saat ini terpapar COVID-19 sebanyak 189 orang.
Baca juga:
- 51 Pegawai KPK Dianggap Tak Bisa Lagi Dibina, Direktur KPK Heran: Koruptor Saja Jadi Penyuluh
- 3 Jam Satgas Nemangkawi Kontak Tembak dengan KKB di Bandara Ilaga Papua
- Kemenkes Bakal Ikuti WHO Soal Penamaan Varian COVID-19 Pakai Alfabet Yunani
- Polisi Masih Godok Pola Penindakan Pesepeda Pelanggar Aturan
Selain itu, keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ruang ICU rujukan di COVID-19 mengalami kenaikan tajam. Per tanggal 1 Juni lebih dari 90 persen dari seluruh tempat tidur terisi. "Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan," ujarnya.
Dari kunjungan ini, Ganip Warsito menginstruksikan kepada Pemkab Kudus untuk segera melakukan konversi tempat tidur umum menjadi layanan pasien COVID.
Instruksinya, pasien COVID-19 dengan gejala sedang berat diprioritaskan untuk dirawat di rumah sakit dan pasien untuk gejala ringan diimbau untuk melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.
Wiku melanjutkan, apa yang terjadi di Kudus dapat menjadi pembelajaran bagi daerah lain. "Mohon Satgas daerah dapat mengantisipasi tradisi dan budaya di wilayah masing-masing, sehingga dapat segera tentukan penanganan dan kebijakan terbaik yang bisa dilakukan agar kasus tidak meningkat tajam seperti di Kudus," pungkasnya.