COVID-19 Picu Merebaknya Rasisme terhadap Orang Asia di Kanada
JAKARTA - Kepolisian Vancouver (VPD) telah meminta warga Kanada untuk membantu mereka mengidentifikasi seorang pelaku pemukulan terhadap perempuan muda keturunan Asia pada Selasa, 5 Mei. Hal itu sengaja diungkap pihak kepolisian untuk menyeldiki motif sebenarnya dari pelaku pada rentetan kasus rasisme kepada orang Asia pasca-merebaknya COVID-19.
Kejadian tersebut disinyalir terjadi pada pusat Kota Vancouver, 12 April lalu. Dalam video yang menyebar, terlihat seorang pria langsung berjalan ke arah korbannya dan melepaskan pukulan yang membuat perempuan tersebut jatuh ke trotoar.
Dilansir oleh South China Morning Post, pihak kepolisian masih menyediki motif dari serangan tersebut. Tetapi, mereka menganggap dari video yang ada, tampaknya pelaku tidak diprovokasi oleh orang lain. "Kami sedang menyelidiki ini sebagai serangan orang asing dan motifnya tidak diketahui," kata Juru Bicara Kepolisian Vancouver Sersan Aaron Roed.
"Tersangka mendekati korban di halte bus dekat Granville dan West Pender Streets, meninju wajahnya dan kemudian melarikan diri dengan bus. Serangan itu tampaknya tidak diprovokasi karena tidak ada komunikasi antara korban dan penyerang," tambahnya.
Roed juga mengatakan bahwa korban yang berusia 22 tahun secara emosional telah lebih baik setelah kejadian pemukulan tersebut. Bahkan, Roed menjamin pihak kepolisian tetap hadir untuk korban sampai masalah ini benar-benar tuntas.
Apalagi, pihak kepolisian telah menyatakan adanya lonjakan kejahatan rasisme kepada mereka yang berparas Asia di Vancouver selama pandemi COVID-19. Bahkan, dalam tahun ini saja pihak kepolisian telah menerima 20 laporan kasus kejahatan semacam itu. Dibanding pada 2019, jumlah kejahatan karena rasisme hanya 12 kasus saja.
Meski begitu, pihak kepolisian tak berani berspekulasi tentang motif dari serangan yang mereka anggap sebagai tindakan menjijikan, karena menyerang orang tak bersalah.
Serangan lainnya
Sebelum Kepolisian Vancouver meminta warga Kanada untuk mengindentifikasi pelaku penyerangan perempuan muda keturunan Asia, permintaan serupa juga digaungkan oleh pihak kepolisian dalam mengidentifikasi pria lainnya yang menyerang seorang penderita demensia 92 tahun bermarga Kwong.
Tak hanya itu, pria tersebut juga melemparkan cercaan rasis tentang COVID-19 kepada Kwong. Atas serangan tersebut, Kwong langsung terusir dari toko 7-Eleven di Vancouver Timur. Untungnya, seorang tersangka dapat diidentifikasi kurang dari 24 jam pada Kamis, 23 April. Alhasil, pihak kepolisian langsung dapat memulai penyelidikan.
Baca juga:
Kemudian, pada hari Jum’at lalu, pihak kepolisian juga telah meminta warga Kanada untuk membantu mengidentifikasi seorang pria bertopeng yang merusak jendela di Chinatown Vancouver. Bahkan, tak hanya merusak, pria tersebut turut menggoreskan coretan berisi kebencian pada Kamis, 2 April.
Terkait insiden tersebut, Petugas Kepolisian Vancouver Constable Tania Visintin mengungkap hal itu sebagai kejadian yang menyedihkan. "Sangat menyedihkan melaporkan bahwa jenis kejahatan ini sedang berlangsung selama pandemi, Departemen kami menangani kejahatan dengan kebencian seperti itu dengan sangat serius. Kami tidak akan mentolerir ini di kota kami."