Mengintip Kekayaan Roman Abramovich, Bohir Chelsea yang Juara Liga Champions

JAKARTA – Beberapa jam sebelum berita ini diturunkan, klub sepak bola asal Inggris Chelsea Football Club, baru saja menasbihkan diri sebagai penguasa Eropa karena menjuarai Liga Champions musim 2020-2021 dengan mengalahkan Manchester City lewat skor 1-0.

Prestasi tersebut mengulang masa kejayaan The Blues, julukan Chelsea, kala dihuni oleh generasi emas John Terry cs pada 2012 silam. Sejatinya, prestasi yang ditorehkan oleh klub asal London itu tidak lepas dari sosok Roman Arkadyevich Abramovich alias Roman Abramovich.

Pasalnya, taipan asal Rusia itu sukses menjadikan Chelsea sebagai kesebelasan yang disegani tidak hanya di daratan Inggris Raya, tetapi juga di seantero Eropa. Trofi liga Champions adalah pembuktian yang hakiki.

Melansir informasi dari Wikipedia, Abramovich mengakuisisi Chelsea pada Juli 2003 dengan nilai pembelian ditaksir mencapai 140 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,6 triliun. Sejak saat itu, dia mengubah Chelsea menjadi tim kuat dengan taburan pemain bintang berbanderol selangit, macam Andriy Shevchenko, Fernando Torres, hingga Michael Essien.

Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa Abramovich sudah membenamkan modal tidak kurang dari 440 juta poundsterling di Chelsea hanya dalam jangka waktu tiga tahun sejak kedatangannya ke klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut. Nilai ini diyakini tumbuh berkali lipat mengacu pada sejumlah investasi yang dia lakukan hingga sekarang.

Lantas, berapa sesungguhnya kekayaan bos Chelsea sampai-sampai rela merogoh kocek hingga ratusan juta poundsterling hanya untuk sebuah kesenangan bola sepak yang diperebutkan oleh 22 orang?

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index yang dikutip pada Minggu, 30 Mei 2021, disebutkan bahwa Abramovich merupakan orang terkaya di dunia peringkat 105 dunia.

Dia ditaksir memiliki total harta sebesar 18,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp270,3 triliun (kurs Rp14.306). Nilai tersebut diketahui meningkat 445 juta juta dolar AS hanya dalam tempo lima bulan sejak tutup buku Desember 2020.

“Abramovich adalah pemegang saham terbesar Evraz, pembuat baja terbesar kedua di Rusia. Dia memiliki saham di Norilsk Nickel, produsen nikel olahan terbesar di dunia, dan Chelsea Football Club di London. Dia membangun kekayaannya dari dividen dan penjualan aset yang diprivatisasi yang diperoleh dari bekas Uni Soviet, termasuk Sibneft dan Aeroflot,” demikian yang dikatakan Bloomberg dalam laporannya.

Dan tadi malam, konglomerat global itu baru saja menambah pundi-pundi keuangannya sebesar 23 juta dolar AS atau sekitar Rp329 miliar berkat kemenangan Chelsea di Final Liga Champions Eropa.

Agaknya, idiom uang tidak bisa membeli prestasi sudah bisa dipatahkan oleh Abramovich. Tidak hanya sekali, tetapi dua kali. Hal yang belum bisa diwujudkan oleh klub rival di kota Manchester maupun Paris.