Viral Tarif Listrik 900 VA dan 1.300 VA Naik, Menteri ESDM Tegaskan Itu Tidak Benar
JAKARTA - Dunia maya dihebohkan dengan viralnya keluhan pelanggan listrik non subsidi yang mengaku tagihan listriknya naik. DPR RI mempertanyakan hal itu kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Anggota Komisi VII dari Fraksi PKB, Ratna Juwita meminta penjelasan mengenai viralnya video berisi keluhan pelanggan non subsidi di R.1/900 VA dan R.1/1.300 VA di media sosial, yang mengaku melakukan pemakaian listrik seperti biasa, tetapi tagihannya justru naik.
Ratna skeptis, subsidi silang dari PT PLN (Persero) yang diberikan kepada pelanggan bersubsidi dan diskon diambil dari mereka yang tidak mendapat diskon. Artinya, subsidi untuk R.1/450 VA dan R.1/900 VA masyarakat tak mampu ditanggung oleh R.1/900 dan R.1/1.300 VA pelanggan golongan mampu.
"Jangan sampai masyarakat punya opini negatif siasati PLN. Pikirkan juga penerimaan negara dari turunnya konsumsi listrik," katanya, dalam rapat kerja (Raker) secara virtual Komisi VII bersama Menteri ESDM, Senin, 4 Mei.
Menanggapi hal ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, saat ini pemerintah hanya bisa memberikan keringanan bagi pelanggan rumah tangga R.1/450 VA dan R.1/900 VA. Sebab, untuk mensubsidi dua golongan pelanggan ini, nilai insentif mencapai Rp40,5 triliun.
Sampai saat ini, kata Arifin, hitungan dana pemerintah masih mencukupi untuk memberikan subdisi sampai Juni. Namun, jika lebih dari itu, harus ada pemikiran baru dan pemerintah perlu mencari keseimbangan sumber pendanaan.
"Untuk itu mohon bisa dipahami, pemerintah melakukan kebijakan ini antisipasi akan berlangsung dalam tiga bulan," jelasnya.
Baca juga:
Arifin menegaskan, tarif yang berlaku untuk pelanggan sesuai dengan golongan yang sudah terdata baik di PLN dan tidak ada kenaikan tarif untuk golongan non subsidi.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pemerintah kini sedang berupaya agar biaya produksi listrik bisa ditekan dengan konversi pembangkit diesel ke gas. Menurut dia, hal ini dapat memangkas biaya produksi dari 6 dolar Amerika Serikat (AS) hingga 8,5 dolar AS. Tak hanya itu, bahkan diperkirakan bisa memberikan manfaat pengurangan beban sampai ratusan triliun.
Di sisi lain, Arifin mengatakan, terkait dengan kemungkinan kompensasi untuk pelanggan non subsidi atau masyarakat golongan mampu yakni R.1/900 VA, R.1/1.300 VA dan R.1/2.200 VA, masih sulit dilakukan oleh pemerintah.
"Alokasi dana dari pemerintah belum memadai dan posisi keuangan PLN tidak dalam kondisi yang bisa mendukung," jelasnya.
Sebelumnya, Arifun mengungkap, saat ini terdapat 38 golongan tarif tenaga listrik, yang terdiri dari 25 golongan tarif bersubsidi dan 13 golongan tarif non subsidi. Dari 25 golongan tarif bersubsidi tersebut, terdapat golongan rumah tangga miskin dan rentan miskin R 1/450 VA dan R.1/900 VA tidak mampu dengan masing-masing 23,9 juta dan 7,3 juta pelanggan.
Sementara untuk golongan R.1/900 VA yang termasuk rumah tangga mampu terdapat sekitar 22,7 juta pelanggan. Sedangkan, R.1/1.300 VA sekitar 11,6 juta pelanggan.
"Total pelanggan rumah tangga sekitar 70,1 juta," katanya.
Pemerintah telah membuat kebijakan untuk memberikan diskon tagihan listrik selama 3 bulan mulai April hingga Juni. Di mana pelanggan R.1/450 VA mendapat diskon 100 persen dan R.1/900 VA tidak mampu mendapat diskon 50 persen.