Kebocoran 270 Juta Data Penduduk, Menko PMK: Jangan Khawatir karena Data itu Belum Tentu yang Sesungguhnya
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak khawatir terkait adanya informasi kebocoran 270 juta data penduduk Indonesia yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
"Enggak usah khawatir karena data itu belum tentu data yang sesungguhnya. Itu masih dalam penyidikan lebih lanjut," ujar Muhadjir dalam keterangannya, Selasa, 25 Mei.
Usai bertemu Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Muhadjir memastikan bahwa pelayanan dan kinerja BPJS Kesehatan tidak akan menurun meski ada isu kebocoran 279 juta data warga.
"Masih ditelisik. Tidak akan berpengaruh terhadap kinerja dari BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Baca juga:
- Laporan Intelijen AS Sebut Tiga Peneliti Lab Wuhan Dilarikan ke RS Sebulan Sebelum Pandemi COVID-19
- Data Peserta BPJS Kesehatan Bocor di Forum Online, Legislator PKS: Bukan Main-main, Harus Investigasi!
- Dirut BPJS Batal Diperiksa soal Pembobolan Data, Polri Beralih ke Pejabat Ini
- Jawaban Anies Baswedan Dituding Dapat Rumah dari Pengembang Reklamasi: Tak Perlu Saya Buktikan
Menurut Muhadjir, data-data yang dicurigai bocor dan dijual secara online itu belum tentu data yang sesungguhnya dimiliki oleh peserta BPJS Kesehatan. Saat ini, kata dia, hal tersebut masih dalam proses penyelidikan.
Kendati demikian, ia menjamin persoalan dugaan kebocoran data tidak akan berdampak kepada peserta BPJS Kesehatan, termasuk pelayanan.
"Pelayanannya aman semua," kata Menko PMK.
Diketahui, kebocoran data tersebut diduga berasal dari laman Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Berdasarkan informasi yang beredar, data penduduk yang bocor itu dijual di forum online 'Raid Forums' oleh seorang member dengan nama samaran Kotz.
Sementara itu, BPJS Kesehatan telah membentuk tim khusus yang akan bekerja untuk menangani dan mendalami terkait dugaan kebocoran data di lembaga pemerintah nonkementerian tersebut.