Ini 5 Strategi Bertahan yang Perlu Pelaku Bisnis Perhatikan Selama Wabah COVID-19
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, wabah COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM). Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Afifuddin Suhaeli Kalla, memperkirakan bahwa pengusaha di setiap sektor telah mengalami kerugian hingga 20 persen sejak adanya kasus pertama korban positif COVID-19 di Indonesia.
Nah, bagi pelaku bisnis, untuk meminimalisir kerugian yang terjadi, ada baiknya simak beberapa strategi agar bisnis Anda tetap berjalan dengan baik selama wabah COVID-19:
1. Periksa kondisi keuangan.
Tidak ada yang bisa memastikan kapan wabah COVID-19 ini akan berakhir. Lakukan pemeriksaan mendalam terhadap kondisi keuangan bisnis Anda. Hal yang perlu Anda pastikan terlebih dahulu adalah posisi likuiditas bisnis Anda. Likuiditas adalah sejumlah dana atau asset likuid yang dapat dengan cepat Anda gunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek termasuk untuk keperluan dalam keadaan darurat (emergency fund). Anda harus memastikan seberapa besar likuiditas yang Anda miliki dan seberapa lama likuiditas tersebut dapat menghidupi bisnis Anda.
2. Periksa status aset dan utang.
Dalam kondisi seperti ini, Anda pasti akan mengukur kemampuan usaha Anda mampu bertahan dalam kondisi sulit. Buatlah rincian yang mencakup jumlah asset dan jumlah utang Anda. Kemudian, kurangi jumlah aset dengan jumlah utang Anda. Dengan begitu, Anda dapat memproyeksikan keberlangsungan usaha Anda. Perlu diingat bahwa salah satu dukungan pemerintah untuk UMKM saat ini adalah program restrukturisasi pinjaman untuk membantu meringankan dampak wabah COVID-19 terhadap bisnis Anda. Hal ini dapat menjadi solusi apabila kondisi keuangan bisnis mengalami gangguan signifikan.
3. Buatlah business plan baru.
Sebagai pelaku usaha, Anda harus selalu dapat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan atau risiko yang mungkin terjadi pada bisnis Anda. Setelah Anda dapat memproyeksikan keberlangsungan usaha Anda. Buatlah business plan baru yang memuat strategi pemasaran, strategi distribusi, sistem pemodalan dan pola pengeluaran. Dengan begitu, Anda dapat meningkatkan kemampuan usaha Anda untuk bertahan saat kondisi keuangan sulit. Anda dapat mencoba menerapkan strategi digital marketing untuk menghemat budget promosi dan strategi distribusi untuk memperluas jangkauan bisnis Anda.
Baca juga:
4. Catat pola pengeluaran.
Pengeluaran sendiri terbagi menjadi 4 pos yaitu primer berkaitan dengan biaya operasional, kewajiban berkaitan dengan upah atau gaji pekerja, sekunder, dan investasi. Tandai beberapa pengeluaran sekunder dan alihkan pengalokasian pengeluaran tersebut untuk modal tambahan atau investasi.
5. Lakukan manajemen risiko.
Guna merumuskan strategi untuk menghadapi potensi kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bisnis, pertama-tama Anda harus menganalisa risiko apa saja yang mungkin terjadi pada bisnis Anda. Adapun beberapa strategi manajemen risiko antara lain: menanggung sendiri kerugian yang mungkin disebabkan oleh sebuah risiko, menghindari risiko, mengurangi potensi risiko dan yang terakhir adalah mengalihkan pengelolaan risiko dan kerugian yang mungkin timbul kepada pihak kedua.
Senada dengan hal tersebut, Musi Samosir, Chief Risk Officer Adira Insurance, mengatakan, dalam kondisi tidak biasa seperti saat ini, lakukan review atas kondisi kegiatan bisnis Anda dan apabila diperlukan, lakukan perubahan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan termasuk dengan meminimalisasi pengeluaran.
"Selain itu, agar semakin aman dan tenang, periksa kembali perlindungan asuransi aset-aset berharga termasuk tempat usaha Anda. Dengan mengasuransikan aset-aset berharga Anda, Anda dapat memitigasi potensi kerugian yang mungkin muncul jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan," jelasnya.