Ajakan untuk Pengusaha Agar Bantu Pemerintah Atasi COVID-19
Mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (Foto: Twitter @EnggarLkt)

Bagikan:

JAKARTA - Tidak ada satu negara pun yang siap dengan pandemi COVID-19. Negara adi daya pun goncang. Karenanya, adalah salah jika kita hanya menyandarkan semuanya kepada pemerintah. Sebaliknya, semua kekurangan yang terjadi, harusnya diatasi bersama seluruh elemen bangsa.

Ini yang menyebabkan Enggartiasto Lukita, mantan Menteri Perdagangan RI, menggalang sejumlah pengusaha untuk membantu mengatasi pandemi ini.

Jika sebelumnya saat menjadi Mendag, Enggartiasto mengumpulkan pengusaha untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan dan Idul Fitri, di Ramadan kali ini, ia mengumpulkan pengusaha untuk menggalang sumbangan ke daerah-daerah dan berbagai rumah sakit di Tanah Air.

"Tidak ada satu negara pun yang siap. Sekaliber Amerika Serikat sekalipun, tidak siap. Jadi tidak bisa lah kita salahkan pemerintah. Pemerintah negara mana yang siap? Kalau kita semata-mata menyatakan itu tugas pemerintah saja. Itu tidak fair," kata Enggartiasto bersama Alek Sumadi Seng dan Then Herry Yulianto dari Yayasan Sahati, saat memberangkatkan sumbangan APD, masker dan lainnya di Jakarta, Senin 27 April.

Enggartiasto menyerukan kepada pengusaha dan siapapun yang berkecukupan di negeri ini untuk saling membantu. Bangsa ini memerlukan semua elemennya untuk saling membantu. Ia juga menyatakan apa yang dilakukan Chandra Asri, PT Indonesia SEIA, dan juga Pakuwon Grup melalui Pakuwon peduli, akan terus bergulir menggamit pihak-pihak lain yang peduli untuk membantu pemerintah menuntaskan wabah ini.

Di saat sama, ia juga menyampaikan terimakasih kepada BNPB dan Bea Cukai dalam penanganan impor APD dan lainnya ini sebagai tindakan yang cekatan, tidak birokratis. Menteri yang juga pengusaha ini mengatakan, dirinya turun langsung mengecek keberadaan dan kebutuhan APD dan lainnya melalui berbagai jaringan di Tanah Air. Manajemen walking around yang dilakukannya, diakui terinpirasi dari apa yang dilakukan keseharian Presiden Jokowi, turun langsung ke lapangan.

"Ini lah saatnya kita berbuat. Wabah seperti ini tak pernah terjadi. Saudara-saudara kita bergelimpangan, apa bisa kita diam? Tidak kan. Kita harus berurun tangan, semuanya," serunya.

Sumbangan guna penanganan COVID-19 ini adalah kali kelima yang diberangkatkan Enggartiasto, Sumadi Seng, dan Then Herry. Yang berhasil digalang Enggar meliputi 1,3 juta masker bedah, 300.000 masker KN-95, 40.000 pelindung wajah (face shield), 60.000 medical safety suit (alat pelindung diri/APD), dan sarung tangan medis 100.000 set. Selain itu, Enggar dan yayasan Sahati juga menyiapkan 175 ribu unit alat rapid test dan yang akan datang adalah 30 unit ventilator.

Enggar menyatakan pihaknya memprioritaskan membeli alat kesehatan produksi dalam negeri selama memenuhi standar.

Enggartiasto Lukita sebelumya  adalah Menteri Perdagangan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo jilid I. Dalam periode 2016-2019, dia dinilai mampu mengendalikan harga bahan pokok, terutama mendekati hari besar Ramadan dan Idul Fitri. Ia juga dinilai berhasil membangun dialog dengan para pengusaha di berbagai sektor untuk menstabilkan harga.

Salah satu terobosan Enggar adalah melaksanakan pasar murah Ramadan yang barang-barangnya berasal dari dunia usaha dan hasil penjualannya disumbangkan kembali ke pesantren, panti asuhan, atau lembaga sosial lainnya.

Di Jakarta, alat-alat itu didistribusikan ke RS Persahabatan, RS Fatmawati, Puskesmas Kebayoran Lama, Puskesmas Kebayoran Baru, RS Agung di Manggarai, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan RSUD Pasar Minggu.

Di Surabaya, rumah sakit penerima bantuan adalah RS Brawijaya, RS Universitas Airlangga, RS Katolik St. Vincentius A Paulo, RSAL Drg. M. Nainggolan, dan RS Gotong Royong.

Selain di dua kota itu, bantuan juga akan didistribusikan juga ke Solo, Yogyakarta, Cirebon, dan Banyuwangi. "Saya  juga mengimbau kepada seluruh warga negara melakukan apa pun yang kita bisa untuk ikut mengatasi pandemi COVID-19 ini. Semoga Tuhan melindungi Indonesia," kata Enggar.