Seruan Paus Fransiskus Terkait Konflik Yerusalem: Akhiri Bentrokan, Hormati Kota Suci
JAKARTA - Pemimpin besar umat Katolik dunia, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya bentrokan di Yerusalem, Israel. Ia dengan cemas memantau perkembangan di Yerusalem. Bersamaan dengan itu, Paus Fransiskus mendesak para pemangku kepentingan untuk mencari solusi bersama sambil menghormati Kota Suci.
"Identitas multi-agama dan multi-budaya kota suci harus dihormati. Kekerasan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan," katanya kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Roma dikutip Yeni Safak, Senin, 10 Mei.
Sementara itu, bentrokan terjadi karena warga Palestina dalam beberapa hari terakhir telah memprotes penggusuran kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Apalagi, pengadilan pusat Israel di Yerusalem Timur telah menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel pada awal tahun ini.
Alhasil, polisi Israel terus membubarkan jamaah di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa yang melakukan protes sejak beberapa waktu terakhir. Polisi kemudian menggunakan setrum dan bom gas. Tak hanya kaum pria, kamu wanita juga turut menjadi sasaran dari pasukan Israel. Dalam kejadian itu, setidaknya 290 warga Palestina terluka oleh pasukan Israel.
Baca juga:
- Tentang Al Aqsa dan Mengapa Masjid Suci Ini Amat Diagungkan Umat Islam
- Polda Tarik Mundur Peradaban Ibu Kota dengan Wacana Hapus Jalur Sepeda Permanen
- Siapa Novi Rahman Hidayat, Bupati Nganjuk yang Terjaring OTT karena Diduga Terlibat Kasus Lelang Jabatan
- Menertawakan Larangan Mudik: Respons Konyol Masyarakat untuk Kebijakan Absurd Pemerintah
Berdasarkan sejarah, Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount," mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Sementara itu, Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Israel kemudian mencaplok seluruh kota pada tahun 1980. Yang mana, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.