ASEAN Culture House Perkenalkan Hewan Legenda hingga Religi ke Masyarakat Korea
JAKARTA - ASEAN Culture House di Busan, menggelar pameran bertajuk 'ASEAN Animals: Depictions of Animals in ASEAN Arts & Cultures'. Kegiatan yang digelar untuk memperat hubungan Korea Selatan dengan ASEAN ini, menjelaskan bagaimana hewan digambarkan dan dikaitkan dengan nilai-nilai tertentui di ASEAN.
Masyarakat ASEAN telah lama memelihara hubungan dekat dengan hewan seperti ayam, kerbau, dan gajah. Hewan-hewan ini muncul kehidupan sehari-hari, legenda, simbol atau lambang nasional, hingga seni dan budaya.
"Cerita tentang hewan yang dipersonifikasikan, didewakan, dan imajiner atau mitos ditemukan di banyak legenda dan cerita rakyat budaya tradisional ASEAN," kata seorang pejabat ASEAN Culture House, melansir Koreatimes, Sabtu 8 Mei.
Pameran ini menampilkan sekitar 100 karya seni tradisional dan kontemporer serta materi audiovisual, yang menggambarkan gambar hewan dari 10 negara ASEAN, dan terbagi dalam beberapa kategori.
Misalnya saja 'Hewan Simbolik ASEAN', menampilkan hewan ikonik yang muncul pada simbol nasional negara-negara ASEAN, turut ditampilkan dalam pameran ini.
"Gambar visual dari lambang nasional seperti bendera nasional, lambang negara dan cap negara mewujudkan nilai-nilai dan budaya yang dipercayai negara," lanjut pejabat itu.
Ada juga 'Satwa Nyata ASEAN' yang mewakili negara atau wilayah antara lain komodo dari Indonesia, rangkong badak yang ditemukan di hutan Malaysia dan pulau-pulau Asia Tenggara di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Tak ketinggalan, turut ditampilkan pula karya seni 'Binatang Imajiner' yang diceritakan melalui dongeng dan legenda kuno, seperti Merlion Singapura, yang memiliki kepala singa dan tubuh ikan, serta hewan kerajaan Kamboja Gajasingha (singa dengan belalai gajah) dan Rajasingha (singa kerajaan mitos).
Sementara, untuk kategori 'Hewan dan Kehidupan Sehari-hari di ASEAN', menampilkan hewan yang terkait dengan berburu dan berkembang biak. Artefak utama yang dipamerkan antara lain 'Model Pedati' dari Indonesia yang menampilkan gerobak ditarik oleh kerbau, sedangkan 'Sulaman Hmong' dari Laos menggambarkan binatang dari daerah itu.
Seniman Korea Cho Han-jin membuat seni video yang membuat bentuk binatang dalam bahasa yang digunakan di negara-negara ASEAN.
Selai itu, ada pula 'Hewan dalam Simbolisme Religi' menampilkan sekilas animisme di seluruh kawasan ASEAN karena orang-orang percaya bahwa mereka adalah makhluk suci, yang menjembatani dunia lain dan bumi.
Hewan yang dipersonifikasikan dan didewakan juga muncul dalam dongeng Hindu dan Budha kuno. Dalam epik Hindu 'Ramayana', Hanoman sosok dewa dalam manusia kera yang melambangkan keberanian, kekuatan, dan kekuasaan. Gajah juga populer dalam budaya ASEAN sebagai hewan yang dianggap sebagai manifestasi duniawi dari Buddha sendiri, melambangkan kesabaran, kesetiaan dan kebijaksanaan.
Video dua saluran Seo Dong-joo, Caroline Reize, Rooah dan Ken Pyun berjudul 'Animal Beats', menampilkan suara hutan hujan tropis dan laut yang menggambarkan hewan menggunakan metode multi-indera yang menginspirasi para pengamat.
Ingin melihat hewan mitos di ASEAN? Ada kategori 'Hewan Mitos di ASEAN' yang berpusat pada berbagai hewan mitos di kawasan ini, yang sering ditemukan di istana kerajaan, bangunan keagamaan, dan karya seni.
Bentuk khas dari makhluk imajiner adalah perpaduan berbagai spesies. Ikon Singapura Merlion adalah setengah singa, setengah ikan, dan Garuda Indonesia digambarkan sebagai manusia dengan sayap dan kepala seperti elang.
Himavanta, hutan legendaris dalam mitologi Hindu, adalah rumah bagi banyak hewan imajiner dan variasi dari hewan fiksi ini muncul dalam cerita rakyat lokal di kawasan ASEAN, menawarkan sekilas kreativitas masyarakat ASEAN.
Instalasi interaktif Arisong Media Factory, 'Shadow Forest Story' menghidupkan hewan mitos ini yang terinspirasi oleh wayang kulit dari Indonesia.
Rencananya, pameran seluruh karya seni seputar hewan-hewan di ASEAN ini akan berlangsung hingga hingga 1 Agustus mendatang, dengan tanpa dipungut biaya masuk.
Baca juga:
Untuk diketahui, ASEAN Culture House, didirikan guna memeringati KTT Peringatan ASEAN-ROK 2014 di Busan dan dioperasikan oleh Korea Foundation, menghadirkan berbagai pameran untuk menyoroti sejarah, masyarakat dan budaya dari 10 negara anggota ASEAN.