Denny Siregar: Novel Bukan KPK, KPK Juga Bukan Novel

JAKARTA - Isu pelemahan KPK mencuat setelah ada tes wawasan kebangsaan yang mengagalkan 75 pegawai KPK, salah satunya Novel Baswedan.

Pegiat media sosial Denny Siregar menanggapi isu pelemahan KPK tersebut sebagai kaset rusak yang diulang-ulang. Hal tersebut dilontarkannya melalui sebuah tayangan di akun Youtube @CokroTv pada Kamis, 6 Mei.

Menurutnya, kegaduhan tersebut mulai bermunculan ketika Pemerintah melakukan revisi terhadap UU KPK. Sehingga akhirnya KPK dipaksa untuk memiliki dewan pengawas.

“Narasi yang berulang seperti kaset rusak itu muncul akibat pemerintah melakukan revisi terhadap UU KPK, sehingga pegawainya dituntut untuk menjadi ASN,” ungkap Denny Siregar dilansir era.id, Jumat, 7 Mei.

Selanjutnya, Denny mengatakan jika keributan ini bermula dari pernyataan seorang penyidik senior di KPK, yaitu Novel Baswedan.

Seperti diketahui, Novel kabarnya adalah salah satu dari 75 orang yang tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang digelar oleh KPK sebagai alih status pegawainya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).             

“Akhirnya pernyataan Novel itu disambut oleh para sahabatnya di luar KPK dengan gegap gempita,” jelas Denny.

Bahkan, Denny menyebutkan jika para sahabat Novel dan Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut, menuding Pemerintah Jokowi sedang menghancurkan KPK dengan memecat Novel.

“Menurut ICW, keinginan memecat Novel itu sudah lama disiasatkan, dan dilakukan dengan mengadakan tes wawasan kebangsaan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Denny menanggapi peryataan ICW yang berpendapat jika Novel Baswedan akhirnya dipecat dari KPK, maka KPK akan hancur.

“Narasi bahwa KPK butuh seorang Novel Baswedan ini narasi yang sangat menjijikan bagi saya. Novel bukan KPK, KPK juga bukan Novel,” sambungnya.

“KPK adalah lembaga resmi Negara, dan Novel Cuma jongosnya doang di sana, enggak ada Novel KPK tetap ada” tegas Denny.

Lebih lanjut, Denny menganggap ada kemungkinan besar jika Novel tidak ada di KPK, maka kinerja mereka akan lebih bagus. Hal itu dikarenakan ia melihat kinerja Novel yang makin lama makin menurun.

"Novel Baswedan telah bekerja di KPK selama 14 tahun, dengan prestasi yang makin lama makin menurun, tangkapannya semakin lama semakin kecil, jadi sudah sewajarnya pegawai-pegawai lama dikeluarkan dari KPK, diganti dengan orang-orang baru yang lebih fresh." tandas Denny.