Gerindra Imbau Masyarakat Tak Kumpul-kumpul saat Lebaran

JAKARTA - Ketua Fraksi Gerindra DPR Ahmad Muzani mengingatkan masyarakat agar disiplin protokol kesehatan karena pandemi COVID-19 masih mengancam. Terlebih adanya tiga varian baru mutasi virus tersebut yang kini sudah masuk ke Indonesia.

Menurut Muzani, kesadaran masyarakat untuk mencegah timbulnya penularan COVID-19 belum tinggi alias masih rendah. 

"Bahkan kalau ada kesempatan kita berkerumun, dengan alasan apa pun kita pasti berkerumun," ujar Muzani di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Mei.

Contoh nyata adalah kerumunan di Tanah Abang, di stasiun dan di pusat keramaian di banyak kota menjelang lebaran. Dikatakan Muzani, seperti tiba-tiba ada suasana kebebasan karena setelah sekian lama terkungkung oleh ketakutan terhadap COVID-19.

"Jadi ada momentum untuk berkumpul, dan termasuk momen kita pulang ramai-ramai, di pesawat, bandara, stasiun, di tempat penyeberangan. Padahal yang perlu dilakukan untuk mencegah COVID-19 adalah ada kesadaran terkait berbahayanya COVID-19. Dan kesediaan untuk berkorban dari masing-masing person," jelas anggota Komisi I DPR itu.

Karenanya, Sekjen Gerindra ini meminta masyarakat untuk ikut mematuhi aturan pelarangan mudik guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Fraksi Gerindra juga berharap agar masyarakat menjaga diri dengan pengorbanan untuk tidak berkerumun dan berkumpul. 

"Tidak mudik adalah bagian dari kita masing-masing untuk mencegah penyebaran. Tidak berkumpul dengan sanak saudara adalah bagian untuk mencegah penyebaran. Sebab, mudahnya penyebaran COVID-19 itu adalah berkumpul banyak orang dan di banyak tempat," katanya.

Menurut Muzani, Pemerintah perlu meninjau ulang untuk membuka tempat wisata. Sebab, tempat wisata adalah tempat yang dimungkinkan untuk berkumpul dan bisa berpotensi menjadi sumber kluster baru.

"Kalau di satu sisi kita semua sudah berkorban untuk tidak mudik dan tidak kumpul, terus ada kesempatan untuk berkumpul maka itu menggoda bagi orang-orang untuk kumpul. Maka itu harus dipersempit ruang untuk kumpul. Paling tidak dengan keluarga inti," katanya. 

Termasuk salat Id pada hari raya Idulfitri dan malam takbiran. Muzani mengimbau takbir keliling sebaiknya ditiadakan dan dilakukan dirumah masing-masing.

"Salat Id di masjid harus dikaji apakah zona hijau. Itu harus juga memperhatikan protokol kesehatan. Tentu saja anjuran shalat bisa dipertimbangkan jika dilakukan secara bersama-sama karena ini tetap menimbulkan potensi," ujar Muzani.